Mohon tunggu...
Arie
Arie Mohon Tunggu... Menulis supaya nggak ngomong sendiri. Kalau lucu, anggap bonus. Kalau nggak, maafkan.”

Menulis itu terapi. Kalau tulisan ini bikin kamu stress, berarti terapinya gagal.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

CCTV Bicara, Tapi Tak Menjawab: Siapa Dalang di Balik Kematian ADP?

12 Juli 2025   12:04 Diperbarui: 12 Juli 2025   12:04 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Video CCTV kost adp ( sumber : detik.com)

Saban hari, kita disuguhi beragam kabar tentang para pejabat: dari yang sibuk meresmikan proyek, berpidato di forum internasional, hingga yang berurusan dengan KPK. Tapi kali ini, kabar datang dari dunia diplomasi Indonesia---sayangnya bukan kabar prestasi, melainkan kabar duka yang penuh misteri.

Seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kematian yang terjadi 8 Juli 2025 lalu ini tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga tanda tanya besar bagi publik. Sebab, kalau kata orang Jakarta: "mati wajar aja udah sedih, apalagi mati misterius."

Yang lebih menohok, jasad ADP ditemukan dalam kondisi tak biasa---kepala terlilit lakban. Lakban. Benda yang biasanya kita pakai untuk mengikat kardus atau memperbaiki kabel TV, kali ini malah jadi saksi bisu di kasus kematian seorang diplomat.

CCTV tidak berbohong, tapi juga tidak selalu bicara banyak

Rekaman CCTV yang tersebar melalui penelusuran polisi sebenarnya menjadi kunci cerita. Malam sebelum ditemukan meninggal, sekitar pukul 23.23 WIB pada 7 Juli, ADP terekam kamera masuk ke kamar kosnya dengan santai, mengenakan kemeja yang kancingnya terbuka. Satu menit kemudian ia keluar sebentar, menenteng kantong plastik, lalu kembali masuk ke kamar sekitar pukul 23.25 WIB tanpa plastik itu. Setelah itu? Tak ada lagi jejaknya keluar kamar.

Keesokan paginya sekitar pukul 07.40 WIB, penjaga kos mulai curiga. Sebab biasanya ADP sudah tampak beraktivitas. Bersama seorang pria berjaket hijau (yang konon sering membantu penjaga kos), mereka coba membuka jendela kamar ADP dari luar. CCTV kembali merekam adegan ini. Mereka berusaha memaksa masuk---dan benar saja, yang mereka temukan adalah pemandangan yang tak akan mereka lupakan seumur hidup: ADP sudah tak bernyawa.

Kalau ini film detektif, kita mungkin sudah menunggu ada jejak kaki misterius, pintu rusak, atau jendela terbuka paksa. Tapi nyatanya tidak. Smart lock di pintu kamar hanya diketahui kodenya oleh ADP sendiri. Tidak ada tanda kekerasan fisik atau barang hilang. Polisi sementara masih menunggu hasil forensik digital dan autopsi.

Diplomasi, stres, dan kesunyian personal

Banyak orang menaruh simpati. Bagaimanapun, ADP dikenal pintar, lulusan universitas ternama, kariernya cemerlang, sedang mengabdi pada negara. Tapi di balik gelar dan jabatan, siapa yang tahu apa yang sebenarnya tengah ia bawa di pundaknya?

Dalam dunia diplomasi, tekanan bukan hal asing. Target kinerja, adaptasi lintas budaya, hingga jarak emosional dengan keluarga sering menumpuk diam-diam. Kalau ini hanya soal stres kerja, rasanya terlalu sepele untuk berujung tragis seperti ini. Tapi jika bicara kemungkinan lain---misalnya masalah pribadi---tetap saja tak ada yang pantas kehilangan nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun