Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran-Pemikiran Merdeka di Balik Kurikulum Merdeka

27 Maret 2023   06:53 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:56 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merdeka (Dok. Humas Kolese Kanisius)

Merdeka. Kebebasan berpikir itu bukan sebuah pembangkangan. Kemerdekaan  adalah cara menempatkan pikiran dan hati pada ruang yang semestinya. Maka, setiap orang bebas tumbuh dan berkembang sesuai martabat kemanusiaannya. 

Bangsa ini sudah cukup puas mengalami penderitaan, mengalami penjajahan, berpuluh-puluh tahun. Rasa sakit, derita berkepanjangan yang tak terelakkan. Di tanah sendiri kita tak bebas berbuat dan bekerja. Kuatnya belenggu  masih begitu kuat kita rasakan. 

Sekolah bukan hanya sebuah bangunan yang membelenggu siswa apalagi menghancurkan masa depannya. Sekolah tidak membuat siswa hidup dalam ritme yang selalu sama. Tekanan tugas dan pekerjaan seharusnya ditampilkan sebagai karya nyata, bukan menyiksa atau membuatnya tak sanggup berbuat apa-apa. Apalagi kekerasan, perundungan dan semacamnya sampai tumbuh subur di sekolah. 

Khitah Pendidikan 

Kita cukup prihatin dengan sebuah peristiwa di awal Maret yang terjadi di Desa Pesanggaran, Banyuwangi. Bagaimana  tidak, anak berisia 11 tahun harus mengakhiri hidup karena tidak tahan mendapat perundungan dari teman-temannya. (1) Sungguh tragis, di tengah usaha pemerintah untuk menjadikan sekolah bebas kekerasan, bebas perundungan, justru peristiwa seperti ini terjadi. 

Sekolah bukan arena penindasan, area adu kekuatan, si miskin dan si kaya, si lemah dan si kuat, atau si pintar dan si bodoh. Sekolah seharusnya menjadi tempat menggembirakan untuk berteman, bergaul, berkarya, bermain, dan berpikir. Sekolahkan seharusnya menjadi tempat anak tumbuh menjadi dewasa. 

Selayaknya, sekolah kembali pada khitahnya. Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan kita, menyatakan bahwa pendidikaan adalah upaya nyata  untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Pendidikan harus menjadikan setiap individu merdeka lahiriah dan batiniah. Pendidikan harus menjadi  wadah untuk membangun otonomi intelektual, otonomi eksistensial, dan otonomi sosial. 

Pendidikan, menurut Ki Hajar Desantara,  harus menghantar setiap peserta didik untuk memiliki otonomi diri secara utuh dan penuh dalam wilayah kognisi, afeksi, spiritual, dan sosial. Dengan pendidikan seorang anak harus  mampu berdiri sendiri dan  mengatur dirinya sendiri. Tujuan pendidikan tersebut tidak akan terwujud jika kurikulum pendidikan kita tidak memberikan ruang setiap anak berkembang sebagaimana mestinya. (2) Kemerdekaan tidak akan lahir dari pemikiran-pemikiran yang terbelenggu. 

Menggembirakan (Dokpri)
Menggembirakan (Dokpri)

Kurikulum Merdeka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun