Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerdas Berlalu Lintas Sejak Dini

29 November 2022   09:07 Diperbarui: 29 November 2022   22:38 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah murid taman kanak-kanak RA Aulia Cengkareng, Jakarta Barat dengan pemateri polisi Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (6/10/2022). (Polres Metro Jakarta Barat via megapolitan.kompas.com) 

Disiplin berlalu lintas menggambarkan bagaimana sebuah negera mengelola pendidikannya. Karena sejatinya, karakter bangsa akan dengan jelas terlihat seberapa disiplin warganya terlibat dalam interaksi di jalanan. 

Kemacetan di Jakarta bukan masalah baru. Kecelakaan menghiasi pemberitaan berbagai media massa setiap pagi, siang, dan malam. 

Bukan hanya terjadi di jakarta, berbagai permasalahan lalu lintas terjadi juga di berbagai wilayah di Indonesia. Peristiwa yang selalu membuat miris, kecewa dan kebencian  tiada batas. Dan, pemerintah selalu menjadi tertuduh, biang masalah. 

Kita bisa membaca berbagai peristiwa di jalanan. Aksi koboi, aksi sok aksi, pengendara yang menodongkan senjara di jalan tol.   

Kita bisa melihat berbagai kecelakaan yang melibatkan puluhan kendaraan di jalan tol. Kita bisa mendengar perkelahian antarpelajar atau mahasiswa di berbagai jalanan. 

Kita seringkali mendengar berita kebut-kebutan di jalanan Ibu Kota. Begitu banyak peristiwa di jalan terjadi, seolah menjadi penanda miskinnya rasa kemanusiaan, miskin adab dan menenggelamnya rasa keadilan.

Aksi ketidakpedulian pengendara masih sering terjadi di jalanan. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan, misalnya melengkapi rambu jalan, menambah petugas jaga, memberikan sanksi pelanggar lalu lintas, bahkan sampai pemidanaan pelaku kejahatan jalanan, termasuk pelanggar berlalu lintas. 

Nyatanya, masih saja ada berbagai aksi tidak terpuji, misalnya melepas plat nomor kendaraan, mengganti nomor kendaraan, penyerobotan jalur khusus kendaraan. Jangan-jangan, memang sedari kecil, kita selalu diajarkan menciptakan kesemrawutan. Kalau bisa semrawut kenapa harus tertib, begitulah kira-kira. 

Memang kita belum menjadi negara maju. Kemiskinan materi masih menghantui sebagian masyarakat kita. Lebih parah lagi, selain miskin materi, sebagian dari kita juga miskin etika, termasuk etika berlalu lintas. 

Tertib Berlalu Lintas

Tertib berlalu lintas bertujuan untuk melindingi diri dan orang-orang lain di sekitar. Meski perbagai kecelakaan terjadi bukan hanya faktor manusia, tetapi ada faktor alam, kendaraan dan jalan.  

Faktor kecelakaan terbesar terjadi karena manusia. Pengendara tidak disiplin dan keterampilan pengendara yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Keterampilan pengendara mudah untuk dilatihkan, tetapi kedisiplinan perlu puluhan tahun untuk menjadikannya sebagai kebiasaan hidup. 

Banyak kecelakaan yang terjadi akibat menyalip dari kiri, melanggar rambu-rambu, atau melanggar marka jalan. Peristiwa yang sebenarnya sederhana dan bisa tidak dilakukan. Karena, semua pengendara sudah pasti tahu akan apa yang harus dilakukan di jalan. Namun, pelanggaran masih saja terjadi. Kesengajaan yang meruntuhkan etika. 

Semuanya peristiwa jalanan selalu berhubungan dengan sikap berkendara. Meski, penindakan selalu dilakukan. Pelanggaran terus terjadi. Maka, etika berkendara inilah yang sebenarnya perlu dilatihkan terus-menerus. Sejak dini anak pelu mengetahui bagaimana menjadi pribadi yang peduli di jalanan. 

Anak-anak harus terus dilatihkan bagaimana peduli, berbagi untuk orang lain. Karena kurikulum yang dikembangkan pemerintah tidak sebatas untuk menguji kompetensi kognitif saja. 

Setiap anak harus berkembang dalam sikap dan keterampilan. Kurikulum merdeka sebenarnya mengarahkan anak untuk unggul ketika kembali ke masyarakat. 

Anak perlu dilibatkan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat, termasuk di jalanan. Karena salah satu permasalahan adalah ketidakdisilipan di jalanan. 

Sungguh penting melatihkan kedisiplinan berkendara di jalanan. Anak perlu dilatih sejak dini, bagaimana sopan santun dalam berlalu lintas. Agar saatnya nanti, dia peduli dengan aturan, keselamatan diri dan orang lain. Tanpa itu, pengendalian kecelahaan lalu lintas hanya akan menjadi cerita fiksi saja. 

Membangun karakter anak dilakukan dengan membangun kebiasaan-kebiasaan baik sejak dini. Anak perlu mengetahui kebiasaan di jalan yang baik dan tidak membayakan orang lain. Semestinya, sekolah ambil bagian dalam masalah ini. Kurikulum cerdas berlalu lintas selayaknya menjadi inti pembelajaran usia dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun