Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Menentukan Arah Sekolah

13 November 2022   17:40 Diperbarui: 13 November 2022   17:42 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekolah itu bukan supermarket. Semua tersedia dalam berbagai rak. Satu karakter dalam satu rak yang sama. Meski, terkadang kita juga iba, begitu banyak sekolah yang menjelma penyedia makanan instan. Urusan perut menjadi yang pertama, sementara kita lupa menyisihkan waktu untuk memperkuat karakter. 

Bagaiamanapun sebuah sekolah harus mengabdikan diri pada perkembangan peserta didik. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran Yayasan sebagai salah pengelola sekolah memegang peranan sentral dalam pengembangan peserta didik. Bukan tidak mungkin kegagalan peserta didik dalam menghadapi perkembangan dunia, juga disebabkan oleh ketidakpedulian Yayasan dalam mengelola sebuah sekolah. Yayasan menjadi perusahaan dan mengeruk untung sebanyak-banyaknya. 

Arah sekolah selalu didasarkan pada arah Yayasan. Jika Yayasan- pengelola sekolah tidak pernah mempunyai strategi untuk mengembangkan sebuah sekolah, niscaya sekolah juga akan punya arah. Apalagi jika Yayasan tidak begitu peduli dengan ketidakperkembangan sekolah. Yayasan tidak pernah tahu jika begitu banyak orang tua  tidak lagi melirik, orang tua tidak lagi peduli dengan sekolah, dan masyarakat mulai menganggap sekolah sebagai penghisap kehidupan. Yayasan tidak pernah tahu jika banyak sekolah yang lebih baik dengan tawaran berbagai pengembangan kompetensi. Yayasan tidak pernah paham masalah peserta didik, masalah guru atau masalah orang tua. Ketiadaan pemahaman akan komunitas sekolah membuat Yayasan seolah-olah baik-baik saja. Jika demikian, kita tinggal menunggu waktu tiba. 

Di berbagai daerah kita sering mendengar sekolah  mulai tutup. Kita mendengar sekolah yang mulai tidak mendapatkan murid. Kita mendengar sekolah yang menjelma menjadi kursus. Kita mendengar berbagai berita sekolah yang harus bergabung dengan sekolah lain. Situasi memprihatinkan ini justru menjadikan cambuk bagi pengelolaan Yayasan. Apakah Yayasan masih akan bertahan dalam pengelolaan yang tidak terarah, sekadar mempertahan sekolah tanpa arah, tidak ada visi, sekolah yang tidak mempunyai tujuan, sekadar mempertahan ego dan haga diri sebagai organisasi Yayasan. Padahal senyatanya, Yayasan tidak mempunyai roh pendidikan. 

Mengembalikan Maruah Yayasan

Sekolah-sekolah swasta yang dikelola oleh Yayasan memang harus berjuang keras agar dirinya menjadi  satu pilar pengembangan karakter siswa. Apakah masyarakat menerima? Semuanya akan kembali, bagaimana Yayasan mengelola sekolah. 

Pengelolaan sekolah harus juga didasarkan pada pengelolaan strategi yang terkendali dan terfokus pada misi agar setiap arah  organisasi tetap meunjukkan kinerja yang dikehendaki tanpa menghilangkan tujuan dasar yang ingin dicapai. Strategis pengelolaan Yayasan harus dikaitkan dalam pemahaman diri atas keunggulan kompetitif, sumber daya manusia, visi dan misi yang jelas, peluang dan ancaman yang mungkin saja ada, kekuatan dan kelemahan  di antara organisasi yang lain, tujuan jangka panjang, tujuan tahunan, dan kebijakan-kebijakan terarah  yang harus dilakukan. 

Yayasan harus mempunyai keunggulan yang membedakan dengan organisasi yang lain. Menggali keunggulan sebuah organisasi Yayasan begitu penting agar aktivitas yang dilakukan Yayasan harus lebih  baik dibandingkan dengan aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan lain.  Sumber daya apa pun yang dimiliki Yayasan menjadi penentu keberhasilan dalam persaingan dengan Yayasan yang lain. Untuk itulah setiap organisasi harus menetapkan dengan keunggulan yang dimiliki. Ini bisa dilakukan jika Yayasan  terus-menerus beradaptasi dengan perubahan tren dan peristiwa eksternal serta kapabilitas, kompetensi, dan sumber daya internal; dan secara efektif merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi strategi yang memanfaatkan faktor-faktor tersebut. Bukan perubahan sesaat yang hanya didasarkan pada egoisme pengelola saja. 

Selayaknya Yayasan baik  mempunyai sumber daya sebagai  perencana, pelaku dan motivator, dan ahli strategi.  Sumber daya ini  harus dapat membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengatur informasi yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen organisasi dalam menentukan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Mereka pun harus dapat  melacak tren industri dan persaingan, mengembangkan model prakiraan dan analisis skenario, mengevaluasi kinerja perusahaan dan divisi, melihat peluang pasar yang sedang berkembang, mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana tindakan kreatif. Bukan hanya didasarkan pada banyaknya tenaga yang tidak bisa berbuat apa-apa. 

Visi misi merupakan bentuk komunikasi antara seluruh anggota komunitas organisasi yang menggambarkan keseluruhan tujuan jangka panjang dan jangka pendek Yayasan  Pengembangkan visi sering kali dianggap sebagai langkah pertama dalam pengelolaan strategi Yayasan, bahkan sebelum pengembangan pernyataan misi. Visi harus dapat dinyatakan dengan kata-kata yang tidak hanya memotivasi namun menjadi roh perjalanan sebuah organisasi. 

Menguatkan Kompetensi Organisasi

Karena Yayasan hanya sebagai salah satu pemeran dalam pengelolaan sebuah organisasi, faktor eksternal bisa saja sangat  mempengaruhi bisnis, mengancam atau menjadi peluang berharga untuk pengembangan Yayasan. Peluang eksternal dan ancaman eksternal berkaitan dengan tren dan peristiwa ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan organisasi di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar berada di luar kendali satu organisasi. Kekayaan informasi yang tidak terbatas memungkinkan menggali perkembangan banyak organisasi. 

Kekuatan internal merupakan kapabilitas yang dimiliki Yayasan  yang lebih baik dibandingkan dengan Yayasan lain, sedangkan kelemahan berhubungan dengan keterbatasan organisasi dalam hal sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan organisasi yang tentunya menghambat dalam mengembangkan organisasi. Kekuatan internal dan kelemahan internal adalah aktivitas terkontrol organisasi yang dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen (MIS) suatu bisnis. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi di area fungsional bisnis adalah aktivitas manajemen strategis yang penting. Organisasi berusaha untuk mengejar strategi yang memanfaatkan kekuatan internal dan menghilangkan kelemahan internal.

Hasil spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam mengejar misi dasarnya terekam dalam tujuan tiap periode, terutama tujuan dalam satu tahun. Tujuan sangat penting untuk keberhasilan organisasi karena memberikan arahan; bantuan dalam evaluasi; menciptakan sinergi; mengungkapkan prioritas; koordinasi fokus; dan memberikan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian kegiatan yang efektif. Tujuan harus menantang, terukur, konsisten, masuk akal, dan jelas. Dalam perusahaan multidimensi, tujuan dibutuhkan baik untuk perusahaan secara keseluruhan maupun setiap divisi. 

Tujuan tahunan adalah tonggak jangka pendek yang harus dicapai organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan harus dapat diukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan diprioritaskan. Tujuan tahunan harus dinyatakan dalam hal pencapaian manajemen, pemasaran, keuangan, opesional, kurikulum, dan kolaborasi.  Tujuan tahunan memberikan dasar untuk mengalokasikan sumber daya.

Bagaimanapun baiknya perencanaan, visi dan identifikasi organisasi, pola kepemimpinan terkadang menjadi penentu arah organisasi. Kebijakan pengelola terutama pengurus menjadi rel dan menunjukan kemampuan dalam menjalankan organisasi yang benar karena kebijakan selalu diarahkan untuk menjadi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan ini harus dijalankan sepanjang waktu tidak hanya menjelang tutup buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun