Mohon tunggu...
alif arifqi
alif arifqi Mohon Tunggu... Freelancer - beginner creator

enjoy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Depresi pada Mahasiswa Tingkat Akhir

5 Juli 2021   07:13 Diperbarui: 5 Juli 2021   07:33 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingkat Depresi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir

Mahasiswa akhir adalah sebutan untuk mahasiswa yang sudah memasuki semester-semester akhir, dimulai dari semester 7. Banyak orang, terutama yang tidak merasakan bagaimana perkuliahan, mempertanyakan mengapa banyak mahasiswa akhir yang terlihat depresi. Bukankah depresi itu sebuah penyakit jika ada masalah yang sangat berat, seperti broken home.

Depresi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi medis yang dirasakan seseorang, terutama sedih dan frustasi, sehingga dapat berdampak kepada kesehatan mentalnya. Tindakan-tindakan negatif pun dapat dilakukan oleh seseorang yang depresi, salah satunya bunuh diri. Untuk itu, kita tidak dapat sembarangan mengomentari seseorang yang sedang depresi dan jangan seenaknya meremehkan mereka.

Mahasiswa akhir memang cenderung merasakan depresi, tetapi tidak akut. Tugas yang banyak, belum lagi mengejar-ngejar dosen pembimbing skripsi supaya bisa cepat wisuda, tetapi berminggu-minggu konsul tetap tidak ada perkembangan. Selalu berakhir dengan kertas dicoret-coret dan dikuliahkan kembali secara pribadi di ruangan dosen.

Belum lagi jika bertemu dengan teman-teman SMP-SMA saat reuni, banyak yang sudah wisuda, banyak yang akan melanjutkan kuliah, ada yang sudah beranak dua, atau karirnya sudah menanjak. Sedangkan mahasiswa akhir ini hanya bisa mendengarkan dengan tersenyum pahit, karena naskah skripsinya masih diulang-ulang di Bab 2.

Keluarga pun tidak ada bedanya. Saat kumpul bersama keluarga besar,bukannya bersenang-senang atau tanya kabar sambil tersenyum dan makan enak, tetapi malah ditanya “kapan siding?”. Pertanyaan yang jawabannya sangat sulit dicari oleh mahasiswa akhir. Pertanyaan “keramat” kalau kata mereka. Tidak ada orang yang boleh sembarangan menanyakan itu.

Faktor-faktor ini tentunya membuat seseorang semakin frustasi dan memaksakan diri untuk menyelesaikan pendidikannya di bangku perkuliahan. Disinilah tanda depresi dapat kita ketahui. Kita tahu, tidak semua hal dapat berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan skripsi. Serajin apapun kita, sebisa apapun kita, faktor jenuh dan merasa tidak sanggup pasti tidak dapat dihindari.

Dan akhirnya, depresi pun tak terelakkan. Di Indonesia, sistem pendidikan yang sangat ketat membuat banyak mahasiswa akhir akhirnya menyerah dengan mengakhiri hidup mereka. Karena? Ya, depresi. Sekali lagi, depresi tidak dapat dipandang ringan. Sudah banyak kejadian yang tidak mengenakkan diakibatkan dari depresi ini.

Oleh karena itu, untuk mahasiswa akhir jangan terlalu berpikiran sempit yang berujung kematian. Tetap berpikir logis dan semangat dalam mengatasi semua masalah yang ada di akhir perkuliahan seperti skripsi. 

Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan untuk kita yang melihat seseorang sedang mengalami depresi, sebisa mungkin kita dekati dan berikan kata-kata penyemangat kepada mereka sebagai dukungan agar mereka berpikir bahwa banyak orang yang mendukungnya sehingga jiwa semangat mereka untuk terus menjalani hidup dan menyelesaikan perkuliahannya tidak akan padam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun