Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Hitam, Hujan, Keriput, dan Uban

16 Maret 2021   20:05 Diperbarui: 16 Maret 2021   20:10 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit Hitam, Hujan, Keriput, dan Uban

Saat langit hitam, kau masuk dalam sebuah pikiran;
Mungkin sebentar lagi hujan,
Jemuran segera diangkat,
Kendaraan masuk parkiran
Anak-anak bermain dipanggil
Lalu diajak pulang

Sebentar kemudian langit terang;
Anak-anak kembali bermain,
Jemuran kembali dilabang
Lalu sibuk dengan lain urusan

Bur!!!! Mendadak hujan turun;
Rintiknya langsung besar-besar
Disambut petir menggelegar
Hujan panas, katanya penyakit datang
Dengan teriakan anak-anak kau panggil lagi

Jemuran terlupakan
Gerutu menyalahkan hujan
Padahal peringatan akan hujan sudah terang
Padahal langit hitam hanya warna

Ada Sang Pencipta
Memberi aba-aba
Seperti;
Tumbuhnya uban
Sakit Gigi dan tanggal kumat-kumatan
Keriput kulit seluruh badan
Di depan dokter keluhkan kesakitan
Di depan cermin cemberut takut muka kusut
Bukankah protes telah dilakukan

Padahal,
Sama halnya dengan langit hitam
Kemudian terang dan mendadak turun hujan
Bukankah,
Keriput dan uban tanda-tanda datangnya ketuaan
Lalu acap kali masih lupa,
Seperti hujan yang tidak jadi
Padahal langit gelap di sana sini
Ia sungguh berbeda dengan keriput dan uban
Ini benar-benar tak bisa dikembalikan

Tb, 16 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun