Persitiwa malam sebelumnya terulang. Seharian tanpa kabar.
Hanya sebuah pesan. Tolong ya. Selesaikan!
Tidak seperti biasa! Aku hapal betul, setiap satu permintaan pasti diawali dengan cerita dan alasan. Entah ia sudah kehabisan kata-kata atau kalimat pengantar. Tidak seperti dahulu. Entah sudah bosan...
Atau entah sudah ada orang lain yang menggantikan? Oh tidak! Tidak! Tidak! Perasaan inilah yang akan menghancurkan. Sakwasangka yang pasti akan membinasakan.
Maka segera aku tepis semua prasangka. Barangkali ia sedang menghemat kuota. Siapa tau, karena memang tanggal tua. Sementara aku tak bisa membelikan kuota buatnya. Bukan karena tak ada uangnya. Hanya khawatir akan menyinggung perasaannya.
Selasa, 26 Januari 2021
Sejak pagi hingga malam hari tak ada satu kata pun pembuka. Apalagi kalimat panjang seperti biasa.
Aku hanya diam terpana. Ia ada di mana? Sedang apa? Apakah ia sudah melupakanku?
Tidak! Ia pasti tidak akan melupakanku. Terlalu indah kenangan manis untuk dilupakan. Terlalu dini aku menuduh yang bukan-bukan. Tidak!
Di hari yang sama
Pukul 19.25
Karena sendiri, iseng aku buka laman sosial media.
Dan.....
Kalau langit runtuh itu hal biasa. Â Seandainya petir menyambar membelah kepala itu belum seberapa! Bagiku apa yang menimpa ini melebihi segalanya.
Betapa tidak. Terkejut bukan terkejut biasa.
Alangkah riangnya ia bersama teman barunya. Berdiskusi sesuatu seperti yang biasa aku dan ia lakukan.