Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Nikmatkah Menggunting dalam Lipatan?

27 Januari 2021   21:56 Diperbarui: 27 Januari 2021   22:42 922 24

Rabu, 27 Januari 2021
Pukul 20.11


Dear Dairy....
Biarkan kali aku berkeluh kesah. Biarkan tumpah ruah. Biarkan banjir menggulung sampah. Biarkan becek menggenang hingga kepala. Biarkan mata tertutup olehnya.

Malam sehabis hujan harusnya dingin di badan. Sejuk di hati, dengan senyum riang dalam canda bersama teman. Bersama sabahat. Bercerita tentang indahnya bisa bersama.

Walau jauh di mata, setiap ingin bisa bercengkerama. Kita bercerita tentang nyamuk yang putus sehelai sayapnya. Lalu main tebak-tebakan, kira-kira nyamuk tersebut masih bisa terbang atau tidak.

Padahal sama sekali tak ada nyamuk di sekeliling kita. Apalagi sebelah sayapnya patah. Hanya akal-akalan agar ada bahan obrolan. Agar malam tak begitu menyiksa dengan kesepian.

Tidak hanya malam ini, Dairy. Tapi sudah berlalu ribuan malam. Selalu berakhir dengan gelak tawa dan gembira.

Kadang sesekali terucap kata 'Sayang'. Aku tau, kata itu hanya ucapan pemanis belaka. Agar suasana jadi cair dan akrab semata. Agar indahnya malam kian bertabur cahaya.

Kita tau, dan kita menyukainya. Walau di lubuk hati terdalam ada rasa. Dengan kesadaran penuh kota coba kubur agar tak merusak segalanya.
Baca juga Artikel Dairy Berburu Kepiting.... 
Lelaki mana yang tak bahagia, ketika memiliki seorang teman yang sangat ramah. Mampu mengeja semua topik percakapan menjadi bayolan dan bahan gelak tawa.

Kangen tentu saja menggunung begitu kabar darinya tak diterima. Sepiring nasi tak cukup untuk membuat lapar hilang. Padahal sebelumnya, beberapa saat lalu telah kenyang oleh makan malam.

Lapar ini bukan tentang ganjalan perut. Juga dahaga, tidak akan ada air yang mampu menghilangkan hausnya, bila dirimu tak hadir di tengah-tengah percapakan kita.

Sabtu, 23 Januari 2021
Pukul 21.35

Sebuah pesan datang membuat hatiku berbunga-bunga.

"Tolong ya, Sayang! Aku butuh bantuanmu." pesan yang begitu menggembirakan.

Dua bungkus mie yang sudah di dalam mangkok lengkap dengan bumbu dan cabe mentah potong menghiasi meja.

Harusnya mampu disantap dengan lahap. Harusnya keringat mengucur saking pedas dan nikmatnya. Harusnya kenyang begitu menenangkan.

Mie di dalam mangkok pun terlupakan. Kalah oleh sebuah panggilan sayang. Untuk yang tersayang. apa sih yang tidak bisa dilakukan. Seandainya diminta terbang pun pasti aku akan buat sayap buatan. Jika pun gugur dan tewas tentu tak ada kata penyesalan.

Minggu, 24 Januari 2021
Pukul 01.24
Dini hari

Kantuk pun tidak sanggup menyerang. Kalah oleh semangat ingin bercengkerama dalam kata sayang. Sayang yang hanya dalam ucapan dan kata-kata. Kita sadar kata itu hanyalah kata sapaan.

Ia begitu menggebu meminta sesuatu. Tanpa pikir panjang, aku bersedia memenuhinya dengan senang hati.

Padahal sejak pagi tak ada kabar berita sama sekali. Di telpon tak dianggkat. Ditulis pesan tak dibalas. Dengan prasangka baik. Mungkin oa sedang sibuk. Mungkin ia sedang sakit. Mungkin, dan kemungkinan lainnya.

Demikianlah seribu kemungkinan aku tanam. Seperti seandainya ada orang yang memegang alkohol di tangah. Sambil di mulutnya basah oleh alkohol itu, aku masih akan berkata, "Mungkin temanya menyiramkan alkohol itu kemulutnya."

Begitulah, setelah permohonannya aku penuhi. Seolah tak ada jaringan. Komunikasi mati! Dan aku benar-benar seorang diri. Lapar dan haus kembali menyelimuti. Padahal segelas penuh kopi masih terisi. Padahal sepiring jagus rebus tak berkurang.

Siap jadi pengganjal lapar, siap jadi penghilang dahaga. Jagung rebus dan kopi tak berharga sama sekali.

Senin, 25 Januari 2021
Pukul 02.01
Dini hari


Persitiwa malam sebelumnya terulang. Seharian tanpa kabar.

Hanya sebuah pesan. Tolong ya. Selesaikan!

Tidak seperti biasa! Aku hapal betul, setiap satu permintaan pasti diawali dengan cerita dan alasan. Entah ia sudah kehabisan kata-kata atau kalimat pengantar. Tidak seperti dahulu. Entah sudah bosan...

Atau entah sudah ada orang lain yang menggantikan? Oh tidak! Tidak! Tidak! Perasaan inilah yang akan menghancurkan. Sakwasangka yang pasti akan membinasakan.

Maka segera aku tepis semua prasangka. Barangkali ia sedang menghemat kuota. Siapa tau, karena memang tanggal tua. Sementara aku tak bisa membelikan kuota buatnya. Bukan karena tak ada uangnya. Hanya khawatir akan menyinggung perasaannya.

Selasa, 26 Januari 2021

Sejak pagi hingga malam hari tak ada satu kata pun pembuka. Apalagi kalimat panjang seperti biasa.

Aku hanya diam terpana. Ia ada di mana? Sedang apa? Apakah ia sudah melupakanku?

Tidak! Ia pasti tidak akan melupakanku. Terlalu indah kenangan manis untuk dilupakan. Terlalu dini aku menuduh yang bukan-bukan. Tidak!

Di hari yang sama
Pukul 19.25

Karena sendiri, iseng aku buka laman sosial media.

Dan.....
Kalau langit runtuh itu hal biasa.  Seandainya petir menyambar membelah kepala itu belum seberapa! Bagiku apa yang menimpa ini melebihi segalanya.

Betapa tidak. Terkejut bukan terkejut biasa.
Alangkah riangnya ia bersama teman barunya. Berdiskusi sesuatu seperti yang biasa aku dan ia lakukan.

Sekali lagi aku baca. Benarkah yang sedang terjadi. Benarkah ia yang selama ini aku kenali?

Tak cukup sekali, tak cukup sepuluh kali. Entah sampai berapa kali percapakan mereka aku baca dan pelajari.

Dan benar! Percakapan itu adalah percapakan yang benar-benar aku kenali.

Rabu, 27 Januari 2021
Pukul 19.10


Sungguh tidak elok ketika mendapat kejanggalan tentang sesuatu langsung menuduh. Sungguh tidak etis langsung menyalahkan tanpa konfirmasi.

Demi menjaga sakwasangka agar tidak jatuh pada fitnah semata. Hanya konfirmasilah jalan satu-satunya.

"Benarkah kamu yang berdiskusi di media sosial itu?"

Kalimat ini sungguh, menurutku sangat sopan dan sangat minta perhatian serta kejujuran.

Sekiranya dijawab, "Ya, ini temanku. Kami telah lama kenal. Lama tak berjumpa. Melepas kangen, makanya bercanda ria."

Sepertinya selesai perkara.

Sayangnya ia menolak keras dengan mengatakan, "Apa urusanmu! Aku sangat tak suka dimata-matai!"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun