Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Bukan Bacelona

1 Januari 2022   18:06 Diperbarui: 1 Januari 2022   18:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jarang atau bahkan mungkin tidak ada yang menyangka kalau Indonesia harus ditakhlukkan 4-0 oleh Thailand dalam leg pertama partai final Piala AFF 2020. Yang memprediksi Indonesia bakal kalah tentu saja banyak. Tapi tidak dengan kekalahan semencolok itu. Skor yang juga tidak diduga oleh pelatih Indonesia, Shin Tae Yong.

Untungnya final juga dimaikan dalam dua leg. Jadi kekalahan pertandingan kemarin bukan menjadi akhir segalanya. Belum menjadi sebuah kesimpulan bahwa Indonesia di level senior belum pernah menjadi juara Piala AFF. 

Dan secara harapan, tentu saja masih ada harapan untuk bisa menjuarai Piala AFF 2020. Harapan menjadi juara tentu saja masih terbuka. Kuncinya, menang di laga nanti malam denga selisih skor lebih dari 4. Atau menang dengan selisih 4 gol dan menang di tendangan adu pinalti.

Ini sepak bola. Segala hal bisa terjadi dalam sepak bola. Barcelona pernah dibantai PSG 4-0 di Paris sebelum akhirnya Barcelona berhasil menyingkirkan PSG setelah menang 6-1 saat bertanding di Catalan. Pikiran optimis dan positifnya adalah mengambil contoh club Barcelona. Tapi Indonesia bukan Baracelona.

Indonesia adalah tim yang target sebelumnya mungkin hanya menjadi semifinalis. Indonesia adalah tim yang targetnya adalah membentuk pondasi sepak bola agar 2, 3, atau beberapa tahun kedepan memiliki timnas sepakbola yang mumpuni yang bisa bersaing dengan tim kuat di Asia Tenggara, Asia, atau bahkan dunia.

Indonesia bukan Barcelona. Indonesia diisi lebih banyak pemain muda bertalenta yang sayangnya secara pengalaman masih kalah dari Thailand dengan para pemain seniornya.

Bola itu memang bundar. Segala hal bisa terjadi sampai peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan. Serealistis apapun pikiran orang-orang, tentu saja penduduk Indonesia tetap berharap Indonesia yang menjadi juara.

Namun ketika Indonesia tidak juara, setidaknya masyarakat Indonesia akan mengenang perjuangan anak-anak muda terbaik bangsa yang berusaha mengharumkan nama negaranya. Masyarakat akan paham bahwa ada kemajuan besar dari salah satu pondasi yang menjadi pilar kemajuan sepakbola Indonesia kedepannya.

Ya timnas saat ini hanyalah salah satu pondasi. Pondasi lain yang tidak kalah penting adalah kualitas liga yang harusnya ditingkatkan. Kompetisi yang fair dimana pemain bermain dengan seprofesional mungkin. 

Kompetisi yang fair dimana wasit memimpin dengan seadilnya dan semua pemain bisa menerima semua keputusan wasit dengan sebaiknya. Kompetisi yang menarik dimana para suporter hanya mendukung tim kebanggaannya tanpa menghina tim lain apalagi kalau sampai ada kerusuhan antar suporter. 

Kompetisi yang menarik yang mulai level liga amatir sampai tertinggi para pemain sudah paham teknik, strategi, dan organisasi permainan sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun