Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Banyak Kompasianer Ogah Hidup Di Jakarta?

20 Juni 2012   23:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13402355211078025180

[caption id="attachment_189483" align="aligncenter" width="540" caption="Potret Jalanan Jakarta. Img:wordpress.com"][/caption] Ketika kang Pepih menawarkan pekerjaan kepada kompasianer sebagai moderator di kompasiana, saya lihat banyak sekali kompasianer yang memenuhi syarat untuk mengisi pososi tersebut, namun kebanyakan mereka tidak mau tinggal di Jakarta. Mas Akbar Pitopang misalnya, dia mulai mengerutkan dahi. Apa kerjanya harus di Jakarta? Mbah Mupeng juga sama, walaupun dia tidak digaji dia mau asalkan tidak nongkrong di Palmerah Jakarta. Mau nongkrong dimana Mbah? Mas Aziz asal Jogja justru masih betah di kota Gudeg itu dan memutuskan diri tidak mau ke Jakarta. Monggo kerso Mas.... Dengan cekatan Mbak Wiwit mengatakan: Wah sayang saya berada di Sumutra. (Kan tinggal nyebrang laut mbak..hehe..) Mas Choiron yang cinta pulau Maduranya justru takut dipanggil...(aduhh...kayak pria panggilan saja...) Kemudian Mas Ahmad Shiddiq mau asalkan tidak ngantor di Jakarta. Ya Mas, memang paling enak itu ngantor di hutan atau di pinggir sungai...hehe..ademm ayemmm... Yang menjadi pertanyaan saya kemudian adalah, ada apa dengan Jakarta? Salam Cinta Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun