Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin Daerah: Setiap Ada Awalan Pasti Ada Akhiran

11 Desember 2020   01:08 Diperbarui: 11 Desember 2020   01:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suaramu Menentukan (Kumparan)

9 Desember 2020 awalnya dinantikan kedatangannya, tetapi ketika quick count telah menampakkan kemampuan ilmiahnya, dengan sendirinya semakin terabaikan sudah Tanggal dan Hari yang dinanti itu. 

Sebenarnya begitu pula perilaku manusia pada segala urusannya, jika belum tercapai maka imajinasi dan harapan untuk bertemu dengan keinginannya sangat mendebarkan dan sangat diharapkan hadirnya. 

Imajinasi ingin memiliki rumah mewah, padahal ketika rumah mewah sudah dimiliki kurang lebih dari 1 tahun lahirlah kejenuhan atau kebosonan. 

Hasrat ingin memiliki mobil mewah dan menjaga setiap saat atau mencuci setiap 3 harinya, namun ketika dimiliki mobil tersebut, maka perlahan-lahan hasrat tidak lagi sesuai dengan rencana akibat variable (keinginan) lain hadir lagi dengan proses sama yang melintas di dalam benak setiap insan.

Sama halnya dengan pembaca budiman ini, hasrat ingin memiliki istri cantik rupawan, maka segala ikhtiar mengantarkan dia pada usaha yang diharapkan dengan penuh romantisme menyakinkan sang bidadari tersebut, namun jika sudah menjadi istri 5 tahun, rasa biasa-biasa aja menghampiri. 

Bukankah itu bagian dari hawa nafsu dan bisikan syaitan yang setiap saat menghampiri dan menanamkan imajinasi dan khayalan tingkat tinggi pada setiap benak manusia.

Kembali ke 9 Desember 2020, ketika pemimpin baru telah tersebutkan dalam quick count tanpa mengurangi kekuatan resmi KPU dengan segala perangkatnya akan "mengulangi" pengumuman quick count dalam perbedaan yang kurang lebih kemungkinan akan sama persentase, berkaca dari pengalama sebelumnya. 

Maka sesungguhnya pesta demokrasi 5 tahunan telahpun usai dan kita akan menanti pesta demokrasi di berbagai provensi, kabupaten, dan kota lainnya dengan kemiripan " pengulangan" pesta dengan rasa yang kurang lebih sama pula. 

Penuh harapan Pilgub, Pilwalkot, Pilbup kemarin berjalan dengan penuh harapan benar-benar rakyat menjatuhkan pilihannya tanpa variable apapun kecuali kepemipinan yang akan membawa arah perubahan sesuai janji politiknya. 

Jika tidak, kepemimpinan yang sustainable akan terasa sulit jika Pilgub, Pilwalkot, Pilbup dicemari dengan politik uang, atau dimenangkan dengan politik uang, maka kepemimpinan akan sekedar "upaya sistematis" dalam pengembalian modal usaha atas apa yang telah disemai pada pesta demokrasi. 

Proyek demi proyek bernuansa formalitas tetapi penuh intrik kalkulasi akan memudahkan pencairan dana untuk sebuah " balas budi" untuk para Bandar. 

Tim sukses akan mengalami balasan ucapan " terima kasih" dari pemenang dengan penempatan mereka pada sektor-sektor yang memungkinkan mereka duduk pada kedudukan yang di bawah wewenang kepemimpinan daerah.

Setiap 5 tahun kita terus menyaksikan " mutasi" berbau kecurigaan atas tim sukses lainnya, balas dendam atas perbedaan pandang saat sebelum Pilgub, Pilwalkot, Pilbup terlaksana. 

Inilah kehidupan politik yang berbeda haluan, incumbent yang getol membangunan jaringan kelak akan terpilih kembali terus menebar " teror" ancaman jika tidak mendapat dukungan dari tata laksana aparatur sipil Negara. 

Namun saat incumbent tak lagi dipilih oleh karena kekalahan, maka identifikasi kesalahan aparatur sipil Negara menjadi korban selanjutnya. Lalu jika tebar kebencian pada pesta 5 tahunan begini terus terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa kita selalu "menjebakkan" kaki pada program yang tak lagi bisa berkesinambungan namun sekedar bekerja sesuai arahan pimpinan tanpa arah pembangunan yang jelas buat rakyat jelata, " Cintailah siapa yang engkau kehendaki, sungguh engkau akan berpisah dengannya, tidak ada kebahagiaan dan cinta yang sempurna kecuali hanya di Surga". 

Masyarakat miskin bukan sekedar ingin bantuan sosial tahunan, anak putus sekolah bukan sekedar ingin melanjutkan sekolah lagi, masyarakat yang membutuhkan air bersih bukan untuk sekedar butuh cuci mandi, pengangguran yang membutuhkan kesejahteraan yang bukan sekedar pekerjaan, kelaparan yang melanda bukan sekedar membuat perut mereka kenyang dengan pembagian nasi bungkus tetapi butuh perumahan agar bisa tenang dalam istirahat dari lelahnya, janda tua bukan sekedar membuat mereka tersenyum di hari tuanya yang tak berdaya tetapi butuh perhatian kesehatan dan bahagia di masa akhirnya, honorer bukan sekedar butuh tambahan upah akibat covid 19 tetapi mereka butuh kepastian tetapnya pekerjaan dalam keterbatasan usia kerja, buruh pabrik tidak sekedar pemenuhan UMR setiap bulannya tetapi butuh kepastian masa tua saat tidak lagi bisa produktif, lahan petambak dan petani tidak hanya butuh harga panen yang stabil tetapi kepastian kepemilikan lahan di atas sertifikat, petani tidak sekedar butuh panen yang baik tetapi harga pupuk terjangkau dan hasil panen yang lebih mengembirakan, pelaku dunia wisata tidak sekedar mengharapkan kunjungan wisatawan tetapi mereka butuh fasilitas infrastruktur yang lebih baik, guru dan siswa tidak sekedar berbagi pengetahuan di atas fasilitas infrastruktur yang serba apa adanya, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak sekedar butuh modal usaha tetapi suntikan moril dan dukungan agar mereka bisa lebih baik dengan pasar yang menjanjikan. Pekerjaan rumah menunggu sentuhan para pemimpin baru dengan gaya pendekatan program kerja yang lebih mengayomi semua stakeholder dan lapisan masyarakatnya.

Semua ini akan mudah terjawab jika pemimpin yang terpilih menjadikan ini semua adalah Ibadah dalam melayani rakyatnya bukan pemilik modal, karena suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ada awalan pasti akan ada akhiran dan tanggungjawab adalah sebuah kepastian akan datang menyapamu kelak. Alangkah bahagianya sang pemimpin, jika kelak Tuhan juga berterima kasih atas segala ikhtiar kepemimpinanya yang bersahaja, seperti apa yang disampaikan oleh Michael Hurt bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang paling berpegaruh, bukan saja cara kepemimpinannya tetapi perilaku beliau yang mengayomi ummatnya (rakyatnya).

Selamat Bertugas Kepada Semua Pemenang Pilgub, Pilwalkot, Pilbup 2020, sampai jumpa pada Pemilihan Tahun 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun