Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Jati Diri Uki M Kurdi

17 Juni 2021   19:58 Diperbarui: 18 Juni 2021   14:29 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wartawan Senior Uki M Kurdi, paling kiri dalam sebuah resepsi perkawinan di Jakarta bulan Mei 2019(Dok-ABH)

Saya telepon Surabaya. Mas Uki yang terima. "Mas ABH yakin, ya. Klir, ya, Pak Latief meninggal. Saya harus menghentikan mesin cetak, lho."

Meninggalnya Latief Pudjosakti menjadi berita Stop Press. Harian Surya satu-satunya koran yang memberitakan sejak awal Latief jatuh sakit hingga meninggal.

Besoknya, di Hotel Hilton, Mekkah, wartawan pada datang. Maklum waktu itu sedang terjadi dualisme kepengurusan Partai Demorasi Indonesia. Kubu Megawati Soekarnoputri dan Kubu Suryadi. Latief ikut kubu Suryadi yang didukung oleh Orde Baru.

Di tengah kesibukan kantor, Mas Uki dikenal supel. Dial pelopor anjangsana dan siaturahmi antar karyawan redaksi. Mas Uki rajin mengunjungi rekan-rekan Harian Surya.

Nusya Kuswantin, wartawan Harian Kompas dan pernah memperkuat Harian Surya yang rumahnya di Singosari, Malang, sering ditengok. Begitu juga kepada yang lain. Mas Uki pergi-pulang ke rumah kawan-kawan naik bis atau angkot.

Tabloid Bangkit

Setelah "Reformasi 1998" kebebasan pers mulai bergulir. Pak Tahar, Pemimpin Umum Harian Pos Kota mengusulkan agar Harian Surya memiliki anak usaha media.

Bulan Mei 1999 terbitlah Tabloid BANGKIT, dan Mas Uki menjadi Pemimpin Redaksi.

Oplah tabloit BANGKIT tiba-tiba melejit. Itu karena segmen yang dibidik pas dengan selera pembaca saat itu. Masyarakat butuh informasi tentang politik. Tabkoid mingguan ini sanggup memenuhi semua informasi politik. Dengan gaya bahasa yang lugas disertai analisa pakar.

Mas Uki punya jaringan informan dari genk Universitas Indonesia yang waktu itu banyak berada di lingkaran istana.

Oplah tabloid, menurut Manajer Produksi, Yami Wahyono pernah mencapai 500.000 eksemplar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun