Mohon tunggu...
arif gumantia
arif gumantia Mohon Tunggu... Bankir - Ketua Majelis Sastra Madiun

Ketua Majelis Sastra Madiun, Gusdurian Madiun, Rumah cerdas matematika Delta Madiun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertemu Khidir Saat Lebaran

26 Agustus 2019   09:55 Diperbarui: 26 Agustus 2019   10:09 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bertemu Khidir di pertemuan sungai dan laut. Rawa di bawah jembatan tua berkarat, tempat menyeberang orang-orang diabaikan.

Khidir sedang mendirikan rumah dari kayu-kayu lapuk, dengan atap berwarna daun yang murung.

Aku berkata kepada Khidir : "kalau boleh bertanya padamu, aku dibatasp berapa pertanyaan?'

"Dua pertanyaan--dan satu pesan yang akan aku sampaikan kepada yang ada di masa lalumu"

Aku bertanya, "Di mana rumah angin?"

Khidir menjawab : "Rumah angin  itu tempat di mana nelayan melayarkan takdirnya, dengan perahu waktu, sehingga tubuhnya berbau buih ikan,--sambil selalu menggengam kompas bintang di hati."

Pertanyaan kedua, "Di mana aku bisa menemukan surga?"

Khidir menjawab : "Pada tempat yang paling gelap, di sebuah ruang di mana setiap saat kau teringat sekaligus kau melupakannya--di ruang nurani, dimana diri sejati selalu berada."

"Waktu sudah habis," kata Khidir, "Aku harus kembali merawat  kenangan yang  terluka. Apa pesanmu?"

Aku menjawab : " Tolong sampaikan kepada Musa, untuk meminjamkan tongkat kepada Firaun, agar ia tidak  tenggelam dan terkubur di laut, dan kita, di bawah langit ini, bisa mengetahui sebenar-benar arti kata memaafkan".

Arif Gumantia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun