Mohon tunggu...
Arif Raha
Arif Raha Mohon Tunggu... Penulis dan Pegiat Literasi.

Suami dan ayah 1 orang anak, pecinta seni dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bikin Mental Baja: Abaikan Omongan & Perbandingan, Tetap Produktif!

21 Mei 2025   11:53 Diperbarui: 21 Mei 2025   11:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang tetap tenang dan percaya diri berjalan maju, meskipun dikelilingi oleh tekanan eksternal (Sumber: Gambar AI) 

Seringkali, kita merasakan kesulitan dalam bergerak di keseharian karena tantangan yang datang dari faktor eksternal. Tanpa disadari, hal ini bisa lambat laun merasuki pikiran hingga mengendap. Tak terasa, pikiran ini sudah berubah menjadi respons bawah alam sadar. Jika dibiarkan, tentu ini tidak baik bagi produktivitas kita dalam membangun kehidupan yang positif, serta lebih cepat memicu stres. Apa saja faktor eksternal itu dan bagaimana seharusnya kita menangkal kendala tersebut?

1. Omongan Orang

Omongan orang seringkali cepat sekali masuk ke dalam pikiran kita. Entah itu bentuknya kritik, sindiran, bahkan pertanyaan yang menyebabkan, setiap kali kita ingin melakukan sesuatu, memori kolektif di alam bawah sadar kita tiba-tiba mengingatkan tentang omongan orang yang pernah disampaikan kepada kita. Hal itu lantas menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau tindakan.

Tentu tidak semua omongan orang yang disampaikan kepada kita itu sifatnya selalu negatif atau tidak ada manfaatnya sama sekali. Namun, jika hal tersebut justru membuat kita takut untuk berbuat sesuatu yang kita yakini positif---karena takut hasil dari apa yang kita lakukan akan disindir, dipertanyakan, atau bahkan dicemooh---maka hal itu akan membuat kita tidak melakukan apa-apa dalam hidup ini.

Maka sebaiknya, kita lebih fokus kepada diri sendiri dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa apa yang kita lakukan mempunyai tujuan atau target yang baik. Jika bukan kita yang melakukan, siapa lagi? Jika tidak sekarang, kapan lagi? Perkataan ini harus kita ucapkan ke diri kita dan selalu kita pegang teguh sebagai prinsip, sehingga apa pun yang orang katakan, kita tidak akan terpengaruh untuk menjadi takut dalam mengambil sikap.

2. Gosip

Kebiasaan berada di lingkungan orang-orang yang suka bergosip juga tidak sehat. Walau kadang kita mungkin tidak pernah mendengarkan gosip tentang diri sendiri saat berada di lingkungan seperti ini, kebiasaan ini lambat laun akan mengganggu pikiran kita. Contohnya, muncul ketakutan jika kita tidak sedang bersama mereka, kita akan menjadi bahan gosip.

Ini juga akan menjadi alasan lain untuk takut melakukan atau mencoba sesuatu karena takut akan digosipkan oleh lingkungan sekitar atau lingkungan pertemanan yang memiliki kebiasaan bergosip. Pada dasarnya, kita yang pernah berada di lingkungan tersebut akan memiliki pemahaman bahwa mereka akan selalu mencari topik perbincangan untuk digunjingkan, apalagi jika orang yang ingin mereka bahas sedang tidak ada di sekitar mereka. Tentu ini membuat kita yang berada di lingkungan tersebut menjadi khawatir.

Maka solusinya adalah tinggalkan lingkungan seperti itu. Mungkin ketika mengambil keputusan seperti ini, akan ada pikiran yang merasa tidak enak atau malah justru takut. Anda mungkin khawatir, jika keluar dari lingkaran itu, mereka justru akan lebih leluasa menggosipkan Anda. Namun, percayalah, berada di lingkungan seperti itu justru hanya akan membuat Anda tidak produktif dan kemungkinan membuat perangai Anda lambat laun akan sama seperti mereka yang suka menggunjing.

3. Pamer

Di era serba daring seperti sekarang, media sosial menjadi panggung dan kesempatan bagi orang untuk menunjukkan pencapaian mereka. Ada kalanya orang-orang bisa melakukan hal ini secara berlebihan, sehingga tidak sedikit kesan yang ditangkap adalah mereka pamer. Tentu hal ini adalah hak setiap orang, terlepas bagaimana orang-orang menanggapinya. Akan tetapi, jika kita terlalu fokus pada apa yang orang lain miliki, ini tidak akan memengaruhi kehidupan kita menjadi lebih baik sama sekali. Justru yang didapat hanya rasa iri, ketidakpercayaan diri, rendah diri, bahkan dengki. Tentu, lagi-lagi, hal tersebut hanya akan membuat kita tidak produktif.

Walau mungkin sebagian orang bilang hal ini justru bisa memotivasi orang lain, namun seringkali membandingkan kehidupan kita dengan orang lain justru membuat kita tidak bersyukur dan selalu merasa kurang. Padahal, barangkali pencapaian yang kita jalani dalam hidup kita sudah luar biasa. Ada istilah "rumput tetangga selalu tampak lebih hijau dari rumput sendiri." Tentu kata-kata tersebut tidak lahir tanpa sebab.

Sebab, melihat apa yang dimiliki orang lain akan selalu tampak lebih dari apa yang kita miliki. Sebaiknya, kita berhenti memperhatikan kehidupan dan pencapaian orang lain. Fokus pada kehidupan kita sendiri akan lebih menenangkan pikiran dan membuat kita mensyukuri apa yang kita miliki, sehingga kita lebih percaya diri dalam beraktivitas tanpa memikirkan sudah sampai titik mana kita.

Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini, Anda bisa lebih bijak menghadapi faktor eksternal yang kerap menghambat. Hasilnya? Pikiran lebih tenang, hati lebih damai, dan tentu saja, produktivitas hidup Anda akan meningkat drastis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun