Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar dari Rumah, Orangtua Pusing, dan Anak Pening

15 April 2020   19:49 Diperbarui: 16 April 2020   14:57 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar dari rumah. (sumber: pixabay.com/startupstockphotos)

Memasuki dua minggu terakhir, pekan ulangan mulai terjadi. Tak jarang beberapa Guru menggunakan video call untuk memberikan pertanyaan lsian kepada putera-puteri kita. 

Alhasil adrenalin pun semakin terpacu. Sebagai orang tua kita menginginkan yang terbaik untuk mereka. Sehingga kita terus memacu agar mereka lebih aktif menyiapkan diri walaupun tengah di rumah. 

Sebagai konsekuensinya, merekapun seakan berupaya untuk menambah pengetahuannya. Intensitas pertanyaanpun semakin bervariatif, dari yang tadinya bisa dijawab dengan mudah (dengan pengalaman yang lebih tinggi tentunya) hingga yang memerlukan pertolongan si Google. 

Wajah sang Ibu sejenak terlihat sangat tegang. Dahinya mengernyit seakan berpikir keras akan sesuatu. Betapa tidak, seseorang berlatar belakang ilmu sosial harus menjawab pertanyaan puteranya di seputaran ilmu science (fisika atau bilogi). 

"Coba tanyakan ayah" pinta Ibu. Spontan, secara sistematis, pusaran kepanikan berpindah ke posisi Ayah. Kali ini dengan modal ketekunan mencari informasi di internet, sang Ayah berusaha membantu mencarikan solusi terbaik. 

Tanpa terasa beberapa menit pun berlalu dengan keheningan. Di satu sisi Ayah dan Ibu semakin pusing, putera-puteripun semakin pening. Solusi yang diharapkan tak kunjung ditemukan. 


Alhasil mereka bersama-sama pasrah, lalu melaporkan kepada Ibu Guru jika mereka tidak menemukan jawabannya. Dengan responsif sang Ibu mengambil handphone dan segera melaporkan kondisi ini. 

Secara mengagetkan, Ibu Guru menjawab: "Oh tidak berhasil menjawab ya Bu. Maaf... mungkin soalnya ada yang tidak lengkap. Saya perbaiki dulu ya Bu".

Sejenak semua orang tertawa melihat realitas itu. Kita semua tengah berhadapan dan berusaha untuk beradaptasi dengan pola yang baru. 

Alih-alih melihat kondisi ini sebagai sesuatu yang memberatkan, marilah kita pandang ini sebagai sebuah tantangan. Sinergi antar anggota keluarga akan memastikan keberhasilan dalam menyelesaikan setiap tugas. 

Selanjutnya tantangan terbesar adalah ketika tagihan uang sekolah tiba melalui surel. "Loh kok malah nambah tagihannya....bukannya Ortu yang sudah jadi guru mereka beberapa waktu terakhir ini ya?" Spontan hal ini akan menciptakan rasa pening tujuh keliling. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun