Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Quagliarella, The Untold Truth": Tentang Remuknya Mimpi Masa Kecil Sang Neapolitan

20 November 2021   18:31 Diperbarui: 1 Desember 2021   18:00 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fabio Quagliarella (Sumber: Sky Sport)

Sayangnya, jalan nasib membawa awal karir Fabio Quagliarella ke Torino. Di Torino, pada usia 17 tahun, Fabio memperoleh debutnya. Walau demikian, dia benar-benar tumbuh dari bawah. 

Dia sempat main di Serie C1 bersama Chieti. Sebuah kompetisi yang disebutnya begitu ganas karena perjalanan tandang yang panjang dengan bis dan betapa kerasnya fans.

Kisahnya identik dengan yang pernah disampaikan oleh Maurizio Sarri kala membandingkan Derby Roma dengan pertandingan sejenis di level Serie C1.

Pada musim 2005/2006, Quagliarella memperkuat Ascoli. Itu adalah musim perdananya main rutin di Serie A. Sesudah itu, dirinya banyak berpindah klub.

Lepas dari Ascoli, Quagliarella pindah ke Sampdoria dan kemudian Udinese. Dia satu angkatan dengan Simone Pepe dan Alexis Sanchez. 

Di film, Pepe mengisahkan cerita menarik karena dari banyak orang Italia di angkatan itu, justru Alexis yang bisa berbahasa Italia dengan baik dan benar sehingga kalau ada hubungan dengan pers, Alexis yang disuruh maju. Selebihnya, mereka yang orang Italia justru menggunakan bahasa dan aksen dari tempatnya masing-masing.

Setelah 3 musim beruntun mencetak lebih dari 10 gol, dia akhirnya pindah ke Napoli. Ini adalah kesan baik, seorang bocah Napoli kembali ke rumah sesudah berkelana. Sayangnya, di Napoli pula sesuatu terjadi. 

Beberapa waktu sebelumnya, sebenarnya Fabio mulai menerima teror baik surat maupun pesan singkat. Akan tetapi, kepindahannya ke Napoli membuat semuanya bertambah dan cukup membebani dirinya. 

Masalahnya, keluarganya juga jadi korban, termasuk sahabatnya. Ketika pertama kali mendapat teror, Fabio dan sahabatnya dikenalkan dengan seorang polisi setempat bernama Rafaelle Piccolo. Sosok inilah yang ternyata menjadi kunci dari alur yang dibangun di film.

Di Napoli, sejatinya capaian Fabio tidaklah buruk. Dia tetap bikin gol 2 digit dari 34 laga, berikut juga 6 assist. Sayangnya, ketika pergantian musim, sang Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis dikabarkan tidak lagi berkenan dengan kehadiran Fabio. Boleh jadi, sang Presiden Napoli juga mendengar berbagai rumor tidak benar tentang Fabio, mulai dari pedofil hingga keterkaitan dengan mafia. 

Yang bikin runyam kemudian adalah dia dipinjamkan ke Juventus yang jelas-jelas rival. Publik Napoli berbalik membenci Fabio dan dampaknya sangat panjang, bahkan sampai ke nasib keponakan-keponakannya di sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun