Terutama bagi mereka yang baru mulai mengenal dunia online, di mana kata-kata bisa punya dampak besar, baik positif maupun negatif.
Diam bukan berarti kalah. Bungkam bukan berarti tidak punya suara atau tidak berharga.
Justru sebaliknya, diam bisa menjadi ruang berharga untuk berpikir, menenangkan diri, dan belajar bahwa setiap kata yang kita ucapkan punya bobot yang harus dipertanggungjawabkan.
Di momen diam itu, anak-anak diberi kesempatan untuk merefleksikan perilaku mereka, memahami emosi sendiri, dan memupuk kesadaran bahwa komunikasi yang baik adalah kunci.
Siapa sangka, dari kebiasaan menahan diri di dunia game yang penuh tekanan dan godaan untuk toxic, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan dewasa.
Bijak dalam menyampaikan pendapat, bijak dalam merespons situasi sulit, dan bijak dalam membangun hubungan — tidak hanya di dunia maya, tapi juga di kehidupan nyata.
Karena pada akhirnya, untuk bisa bicara dengan baik dan membangun, kita memang perlu belajar untuk diam dulu. Diam yang penuh makna, bukan diam yang pasif. Diam yang memberi ruang untuk belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI