Selain itu, gletser juga berperan sebagai regulator iklim dengan membantu mengatur suhu bumi. Permukaan es yang luas memantulkan sinar matahari, menjaga suhu tetap stabil.
Ketika es mencair, efek refleksi ini berkurang, menyebabkan suhu global naik lebih cepat dan memicu pemanasan global serta cuaca ekstrem.
Tidak hanya itu, gletser juga menjaga keseimbangan ekosistem. Banyak spesies, mulai dari beruang kutub hingga spesies laut, yang bergantung pada ekosistem es.
Jika gletser menghilang, keseimbangan alam akan terganggu, yang akhirnya berdampak pada rantai makanan dan kehidupan manusia.
Indonesia dan Krisis Air: Ancaman dari Pencairan Gletser
Mungkin banyak yang berpikir, "Kita kan di daerah tropis, kenapa harus peduli dengan gletser?" Faktanya, pencairan es di belahan dunia lain tetap membawa efek besar bagi Indonesia.
Bayangkan jika dalam beberapa tahun ke depan, musim hujan menjadi semakin tak menentu, atau tiba-tiba banyak daerah mengalami kekeringan berkepanjangan. Ngeri, kan?
Salah satu dampaknya adalah perubahan pola hujan. Data terbaru dari WMO menunjukkan bahwa pencairan gletser telah menyebabkan peningkatan curah hujan ekstrem di beberapa wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara.
Ketika gletser mencair, pola sirkulasi atmosfer ikut terganggu. Ini bisa menyebabkan musim kemarau lebih panjang atau hujan ekstrem yang memicu banjir dan longsor.
Kita sudah mulai merasakan dampaknya dalam beberapa tahun terakhir, dengan musim hujan yang tak menentu dan kekeringan di beberapa daerah yang semakin parah.
Selain itu, naiknya permukaan laut juga menjadi ancaman besar bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Pencairan es di Greenland dan Antartika membuat permukaan laut naik, meningkatkan risiko banjir rob.
Menurut laporan terbaru NASA, laju kenaikan permukaan laut global telah mencapai 3,4 mm per tahun.