Mohon tunggu...
Aria Kesuma
Aria Kesuma Mohon Tunggu... Speaker in Family Planning Programme -

Nothing Special Just Me

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Urbanisasi, Permasalahan Serius Kotakota Besar di Indonesia

7 Agustus 2015   07:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   07:31 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

(ID : ariakesuma) Perkembangan ekonomi kota – kota besar di Indonesia yang semakin pesat memicu masyarakat untuk berpindah dari desa ke kota atau yang lazim di sebut urbanisasi, menurut Bintarto (1986) urbanisasi merupakan perpindahan pendudukan pedesaan ke perkotaan untuk tujuan tertentu atau perpindahan alih teknologi dari agraris ke industri karena kebutuhan kehidupan. Urbanisasi merupakan salah satu masalah sosial yang semakin serius bagi beberapa wilayah kota besar di Indonesia. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dan kota menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup memprihatinkan. Selain Jakarta yang menjadi tujuan utama urbanisasi, kota-kota besar lain di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Batam,

Terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh berbagai faktor, perkembangan daerah perkotaan melalui sektor industri dan perdagangan serta keinginan untuk memperoleh penghasilan merupakan faktor penyebab terjadinya urbanisasi. Proses urbanisasi terjadi akibat kebijakan dan peraturan di daerah perkotaan, terutama bidang ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah kota. Hubungan positif antara konsentrasi penduduk terhadap kegiatan akan menyebabkan semakin besarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan pada daerah perkotaan. Urbanisasi juga disebabkan oleh faktor momentum, seperti hari raya, bencana alam maupun momentum lain yang menyebabkan masyarakat berfikir bahwa membutuhkan kehidupan baru di perkotaan (Saefulloh, 2013).

Momentum yang paling memicu urbanisasi di Indonesia adalah hari raya, terutama pada hari raya idul fitri. Munculnya niat untuk pindah dari desa ke kota pasca hari raya umumnya sangat dipengaruhi oleh ajakan, kesalahan menerima informasi media massa, impian pribadi, dan terdesak kebutuhan ekonomi. Laju urbanisasi ini sangat mengkhawatirkan dikarenakan kualitas masyarakat yang melakukan urbanisasi masih rendah jika dilihat dari tingkat pendidikan, keahlian maupun kesadaran akan lingkungan. Urbanisasi cepat atau lambat akan berdampak pada permasalahan kependudukan dan lingkungan, permasalahan paling utama yang di sebabkan oleh urbanisasi besar – besaran pasca hari raya adalah tata perkotaan dan daya dukung kota. Pertambahan penduduk kota yang “dipaksa terjadi” begitu pesat akan sulit diikuti kemampuan daya dukung kota. Saat ini, lahan kosong di perkotaan sangat jarang ditemui. sarana dan prasarana yang telah ada seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan trotoar bagi pedestrian beralih fungsi menjadi ruang untuk tempat tinggal maupun berjualan kaki lima, ruang untuk lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan baik yang di tengah kota maupun yang di pinggiran kota seperti di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimanfaatkan sebagai lahan pemukiman, perdagangan, dan perindustrian yang illegal (Saefulloh, 2013). DAS yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir karena tidak dapat lagi menampung air hujan. Bencana alam seperti banjir dapat terjadi dengan cepat begitu hujan turun dengan volume yang besar.

Dampak jangka panjang dari urbanisasi yang secara terus menerus setiap tahunnya pasca hari raya adalah permasalahan lingkungan, lingkungan pemukiman menjadi kumuh dan tidak layak huni serta tidak sehat karena sering terkena banjir dan asap polusi kendaraan yang tinggi. Pergerakan penduduk daerah lain ke kota besar untuk mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila penduduk yang datang mempunyai keterampilan tertentu yang dibutuhkan. Namun, kenyataannya banyak di antara mereka yang urbanisasi tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh harian, penjaga malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan pekerjaan lain yang sejenis. Bahkan masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan memilih atau terpaksa tinggal di kota dan menjadi tunakarya, tunawisma, dan tunasusila.

Alasan utama yang menjadi pemicu meningkatnya urbanisasi pasca hari raya adalah keinginan untuk mengubah keadaan hidup menjadi lebih baik, dan pandangan masyarakat bahwa kehidupan masyarakat perkotaan lebih baik dari pada kehidupan masyarakat di perdesaan. Hal ini menyebabkan urbanisasi besar-besaran tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai serta kesalahan asumsi bahwa berpindah ke perkotaan akan memperbaiki kehidupan, sehingga terjadi peningkatan pengangguran, kriminalitas, dan masalah sosial di kota besar. Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang orientasinya adalah membangun daerah pedesaan dengan menciptakan lapangan kerja serta perputaran ekonomi yang tinggi di pedesaan. Beberapa kebijakan pemerintah perlu di intensifkan dan di perbaiki seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pedesaan yang di prioritaskan untuk kewirausahaan dan pembangunan ekonomi jangka panjang sehingga masyarakat desa tidak tertarik lagi untuk pindah ke perkotaan dan memilih untuk membangun desa,

 

Referensi

Bintarto. 1986. Urbanisasi Dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Saefuloh, Asep Ahmad. 2013. Urbanisasi, Kesempatan Kerja Dan Kebijakan Ekonomi Terpadu. Jakarta: Pusat Kebijakan Publik pada Pusat Pengkajian Pelayanan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun