Ku tutup tangisan ini dengan salam, salam yang penuh kebahagiaan. Salam penutup doa diantara dua sujud. Aku merasakan ketenangan luar biasa, aku merasakan kehangatan, entah karena ini di dalam masjid atau karena aku sudah mengikhlaskan. Aku merasakan udara malam ini begitu nikmat untuk ku hirup. Sudah dua tahun ini aku tidak merasakan sejuknya udara, tidak merasakan hangatnya malam. Aku tersenyum sembari mengusap air mata kebahagiaan. Aku bertolak dari tempat sujud ku, bergegas karena malam sudah menjelang di pertengahan. Sembari ku ucap salam, ku tutup pintu dengan perlahan dan ku iringi doa "Allaahumma innii as'aluka min fadhlika", Semoga tuhan memberikan keutamaannya.
"July...?"
Aku terkejut dengan apa yang aku lihat, samar-samar tapi aku yakin itu July. Salahsatu timku di divisi marketing.
"Kamu July kan?" Meyakinkan atas apa yang aku lihat.
"Kok disini? Sudah malam gini kenapa belum pulang?"
Tersipu malu melempar pandangan ke sudut lain. Aku coba untuk meyakinkan bahwa itu adalah July. Meski tertutup dengan masker putih, aku yakin itu adalah July. Dari sorot matanya, aku bisa menebak bahwa ia ketakutan. Ada ekspresi cemas di wajahnya.Â
Aku yakin itu July, tapi kenapa dia disini, semalam gini? Kenapa belum pulang? Kenapa dia seperti orang yang ketakutan? Seperti orang yang berhadapan dengan masalah.Â
"July..?"
"What are you doing here?"