Mohon tunggu...
Arief Nurharyadi
Arief Nurharyadi Mohon Tunggu... Suka membaca dan berandai-andai

Baca/Iqro yang Tertulis juga yang TIDAK Tertulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apakah 'kasta' ada dalam bahasa Jawa ?

30 Agustus 2025   10:04 Diperbarui: 31 Agustus 2025   13:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nohat.cc/f/eikaiwa-school-learning-language-cartoon-animated-cartoon-png/5328128358481920-201903302114.html

Sejarah, bahasa Jawa merupakan rumpun Austronesia dan mendapat pengaruh kuat dari bahasa Jawa kuno yaitu Hindu Budha dari India (Sansekerta). Prasasti pertama yang menggunakan tulisan adalah prasasti Sukabumi 804M di Jawa Timur. Namun prasasti yang terkenal adalah prasasti Canggal (732M) yang menggunakan Sansekerta.

Zaman keemasan sastra Jawa terjadi di era kerajaan Kediri dan Majapahit dengan karya-karya Agung seperti Ramayana, kakawin Bharatayuddha, kakawin Negarakertagama (mpu Prapanca).

Sebelumnya mari kita telaah beberapa hal berikut :

1. Dasar Filosofis: "Rasa" dan "Hormat"

Budaya Jawa sangat menjunjung tinggi konsep "rasa" (perasaan, kepekaan) dan "hormat". Tujuannya adalah menciptakan harmoni sosial (guyub rukun) dengan menghindari konflik dan menjaga perasaan orang lain. Bahasa adalah alat utama untuk mewujudkan hal ini. Stratifikasi sosial tidak dihapuskan, tetapi "dibungkus" dengan lapisan kesopanan linguistik sehingga hierarki itu terasa halus dan tidak vulgar.

2. Tingkatan Bahasa sebagai Cermin Stratifikasi Sosial

Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatannya, yang penggunaannya mencerminkan hubungan sosial antara pembicara dan lawan bicara.

- Ngoko: Bahasa tingkat rendah. Digunakan kepada orang yang seusia, lebih muda, atau status sosialnya dianggap lebih rendah. Penggunaan ngoko kepada atasan adalah pelanggaran sopan santun yang sangat serius dan dianggap merendahkan.

- Madya: Bahasa tingkat menengah. sering digunakan dalam situasi semi-formal.

- Krama: Bahasa tingkat tinggi. Digunakan kepada orang yang lebih tua, memiliki status sosial lebih tinggi (atasan, guru, orang yang dihormati), atau dalam situasi formal.

- Krama Inggil: Bahasa tingkat sangat tinggi. Menggunakan kosakata khusus yang halus untuk menghormati lawan bicara. Kata-kata ini seringkali khusus untuk menyebut hal-hal yang berkaitan dengan orang yang dihormati (misalnya: "dhahar" untuk "mangan" (makan) dari orang yang dihormati).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun