Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Rahasia Sukses Tukang Sayur di Jakarta agar Mampu Bertahan di Tengah Pandemi

27 Juni 2020   03:18 Diperbarui: 27 Juni 2020   06:23 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita harus berperilaku cerdas di tengah ketidakpastian. Bagaimana caranya? Kita bisa tiru kebiasaan para pedang sayuran itu yang ternyata adalah orang-orang yang sangat melek keuangan. Sebagai berikut di antaranya:

  1. Mereka hanya akan membeli kebutuhan pokok sebatas yang mereka perlu. Jarang menimbun atau membeli berdasarkan gengsi. Kuota internet hanya untuk WA. Jarang Youtube atau TikTok yang sangat rakus kuota.
  2. Mereka akan sangat menghindari hutang konsumsi, kartu kredit paling mereka takuti tetapi mereka juga punya lembaga keuangan yang akan membantunya di saat memerlukan hutang. Biasanya pedagang sayur ini menjadi anggota koperasi di pasar. Koperasi ini akan memberikan pinjaman dengan bunga rendah untuk uang yang dipinjamnya. Biasanya juga koperasi ini dijadikan tempat menyimpan tabungan para pedagang karena umumnya pedagang di pasar masih enggan berhubungan dengan lembaga perbankan.
  3. Mereka tidak pernah tergiur investasi bodong. Bagi mereka pilihan investasi adalah rumah, emas dan pendidikan anak. Rumah untuk pensiun, emas dijual saat krisis moneter atau pandemi seperti saat ini, pendidikan anak untuk masa depan kehidupan anaknya kelak jika sudah dewasa.
  4. Menolong orang yang memerlukan, biasanya dengan sedekah ke masjid atau pengajian. Atau juga dengan tidak menagih uang kontrakan pada mahasiswa atau karyawan yang kena PHK atau ada masalah.

Penggunaan uang mereka benar-benar jelas. Membeli jika perlu. Meminjam uang ke koperasi hanya jika ingin beli rumah atau tanah, atau lebih sering untuk diputar lagi untuk menambah modal usaha.

Hitungannya jelas, harus setor berapa sehari agar lunas pinjamannya dalam sekian tahun. Jika kurang harus bagaimana, harus ambil langkah apa, pokoknya semua serba diperhitungkan.

Ada satu kiat mereka ketika ada yang mau berhutang padanya. Biasanya saat yang mau meminjam uang datang akan ditanya kapan dikembalikan dan dicatat. Kemudian uang akan dikasihkan pada yang meminjam sesuai dengan kemampuan sang peminjam. Mereka biasanya tahu apakah uang itu bakal balik lagi atau tidak. Pengalaman mereka mengajarkan hal itu. Dan ketika menagih hutang, mereka tidak pernah kasar.

"Pak Udin, sudah tanggal 10 nih", hanya mengingatkan tanggal saja sudah terasa pedih bagi para peminjam katanya.

Pedagang sayuran dan karyawan yang pulang kampung tadi sudah tidak takut lagi dengan pandemi  yang terjadi saat ini. Tabungan mungkin berkurang  akibat pendapatan mereka yang mulai tidak lancar. Namun Investasi jangka panjang yang mereka tanam telah mampu menolong mereka dari krisis keuangan yang pasti dialami setiap orang saat ini. 

Tekanan ekonomi yang dialami setiap orang saat ini dapat mereka atasi dengan baik. Mereka sudah mandiri finansial. Kehidupannya nyaman dan dapat dinikmati terus tanpa beban masalah keuangan.

Mudah-mudahan bisa lebih banyak lagi yang mampu mengikuti langkah mereka, sehingga hidup bisa lebih mudah dan masyarakat yang sejahtera bisa tercipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun