Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Hidup Mencari Takdirnya(Eps. 15)

12 September 2019   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2019   15:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image ; dertuvic.pw

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan

Bab.IV.hal.3 # Renungan , sekitar tahun sembilan belas delapan puluh delapan

 Setamat nya dari SMA tempo hari, aku sempat bekerja sebagai Pegawai Negeri. Suatu pekerjaan yang di idamkan banyak orang di tempatku. Tapi tidak begitu halnya bagi ku. Jiwa muda Ku kadang bergolak, mencari kebebasan yang lebih luas. Mencari petualangan. Mencari tantangan. 

 "Aku ingin melihat dunia. Bukan hanya Kalimantan ini, jadi batasan jiwaku. Bukan hanya berangkat pagi , pulang sore, tiap bulan terima gaji. Bukan hanya rutinitas dari rumah ke kantor pulang pergi. Tidak,! Aku ingin melihat dunia. Aku ingin mengembara. Aku ingin menjelajah. Menaklukkan dunia

"Aku ingin menikmati sinar matahari dari tempat yang berbeda,tidak hanya matahari Khatulistiwa saja. Aku ingin menikmati hidup ku. Aku ingin bebas. Mengunjungi tempat dan daerah baru. Aku ingin ketika membuka mata, ditempat yang berbeda dari hari ini. Begitu jerit batin ku,!!"

Sudah beberapa hari ini hati Ku gelisah dan gundah. Keresahan yang memang kadang hadir dan datang tiba -tiba, menyergap dan menyelimuti jiwa. Entah kenapa?  Pada mulanya tidak begitu Ku hiraukan, akan tetapi semakin hari semakin bertambah.  ( klik disini )

Di malam hari, aku tak sanggup memejamkan mata. Berbagai hal berkecamuk di benak Ku.. Bayangan tentang kegagalan, tentang harapan, tentang keinginan, cita -cita, masa depan, pokoknya penuh berputar di kepala. Kegalauan ini bergayut dan mengelindan di benak ku. 

Mungkin ada sedikit ketakutan ku tentang masa depan, mengingat segala yang ingin kuraih dan ku capai, hingga hari ini, masih jauh panggang dari api. Maklum saja jiwa muda, masa dimana kebimbangan adalah sahabat nya.  Kebingungan adalah teman setia nya. Masa ini adalah masa pancaroba. Kadang panas, kadang hujan, tiba -tiba. Kadang tersenyum sendiri, kadang menangis diam-diam, tanpa tau sebab dan pemicu nya. Inilah masa yang penuh dengan bahaya pada masa transisi anak manusia. ( lihat juga )

Untuk sekedar melonggarkan nya, aku keluar dari rumah. Tengah malam, lalu duduk nongkrong bersama beberapa teman ku, yang sebagian memang sedang pesta menenggak minuman keras. Aku mendekati mereka, dan ikut nongkrong bersama.

Temanku menerima dengan baik, meskipun mereka semua tahu, aku tak pernah minum alkohol, tak pernah menyentuh minuman keras, tak pernah mencicipi lonang, wisky, topi miring, dan sebagainya.

Kadang aku nongkrong di warung kopi simpang tiga , sambil berbincang dengan temanku, atau kadang sendirian. Tengah malam, kucoba memetakan ulang semua persoalan.  Fikiranku menerawang , jauh melintasi pulau dan negeri ku. Aku mencoba mencari jawaban, mistery hidup yang kujalani. Apakah rencana Tuhan terhadap ku ? Bukankah kelahiran adalah anugrah dari Nya? bukankah hidup adalah sebuah maha karya? Ada temanku yang pernah bilang, : " Kita tak perlu kagum dengan orang yang berani mati, tapi kita perlu salut dan hormat, dengan orang yang berani hidup ,!"

Ternyata memang hidup memerlukan keberanian untuk menghadapinya. Memerlukan ketabahan dan kesabaran dalam menjalaninya. (klik )

Pernah suatu ketika, tengah malam, diluar dugaan ku,  tiba- tiba,  saat itu aku sedang nongkrong sendirian dengan segelas kopi, di dekat gardu listrik depan pintu kota gerbang istana. Gadis itu datang keluar dari pintu kota dan spontan menghirup kopi di gelas Ku. 


 "Dan ketika ku tanya kan mau kemana dan kenapa,?"  Ia dengan enteng menjawab: "Mau cari obat nyamuk, syukurlah gelas itu isi nya kopi !" hanyan itu saja,dan  langsung ngeloyor pergi, meninggalkan  tempat ku nongkrong sampai menjelang subuh, baru pulang kerumah, dengan sejuta teka teki bergayut dikepala. Apakah maksud Nya?"   ( lihat juga )

Sudah dua minggu perasaan ini Ku rasakan, resah, gelisah, gundah gulana, makan tak enak, tidur juga tak nyenyak . Resah ini begitu lekat, mengikat. Kadang tengah malam aku bangun untuk Tahajut, mencoba mencari jawaban atas keresahan , kebimbangan, kebingungan ini.

Akhirnya aku mencoba mengumpulkan semua persoalan di benak ku, berfikir keras, dan mencoba mencari jawaban serta jalan keluarnya.

Aku sampai pada kesimpulan, bahwa aku mengalami kejenuhan di kota ku.  Aku harus keluar, aku harus mengadu nasib, aku harus menantang dunia, aku harus berani hidup, aku harus mencoba, aku harus perjuang kan nasib ku, !"     ( klik disini )

Apa ?, kemana? Entahlah !" Belum Ku putuskan sekarang !"

@Arie, 11092019 Bersambung : episode 16  ( baca disini ) ( baca juga ) ( baca dari awal )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun