Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Muharram: Ada apa Dengan Asyura?

10 September 2019   21:35 Diperbarui: 11 September 2019   11:37 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beragam cara dilakukan umat Islam di seluruh Dunia dan di Tanah Air untuk menyambut datangnya tahun baru Hijriyah. Tradisi-tradisi unik, kuliner khas, dan acara -- acara  dilakukan lahir dari adat dan budaya  masyarakat setempat. Sesuai pemahaman dan keyakinan yang mereka percayai. Dalam proses waktu, tradisi itu lahir dari proses asimilasi panjang yang terjadi baik di Indonesia maupun belahan bumi lainya. Secara garis besar dapat kita kelompokan menjadi  2 dua, yaitu  :

1.   Tradisi , Ritual, Amalan, dan Kuliner di bulan  Muharram

 2.  Sejarah Muharram,

Ad.1. Tradisi, Ritual, Amalan, dan Kuliner di bulan  Muharram,

Di berbagai belahan bumi, bulan Muharram memiliki tradisi berbeda -- beda, tergantung tempat, lokasi, dan kebiasaan yang mengakar di masyarakat dari -generasi ke generasi. Pada malam 1 suro, atau malam 1 Muharram masyarakat Indonesia  biasanya melakukan arak -- arakan obor di sejumlah tempat di kota dan di desa , hampir secara merata, kegiatan ini ditemukan. Tujuan nya menyambut tahun baru Islam, tahun baru Hijrah, yang tahun ini 1441 hijriah. Selain arak -- arakan obor, di Indonesia juga dapat ditemukan tradisi bubur merah, bubur putih, atau disebut bubur suro/ bubur asyura. Selain itu  beberapa tradisi di tengah masyarakat, di beberapa daerah, diantaranya :

Masyarakat Bengkulu

Umat Islam di Bengkulu misalnya, mereka memiliki tradisi yang dikenal sebagai tradisi Tabot. Tradisi ini merupakan suatu upacara tradisional yang diselenggarakan mulai tanggal 1 Muharram sampai 10 Muharram. Pada awalnya, upacara ini digelar untuk mengenang gugur nya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali bin Abu Thalib dalam perang di suatu tempat bernama Karbala, di wilayah Irak sekarang,  pada tahun ke 61 Hijriah.

Masyarakat  Yogyakarta

Di Yogyakarta. Ritual yang dikenal dengan Mubeng Benteng  ( Memutari Benteng )  ini merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Suro.  

Masyarakat Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun