Mohon tunggu...
Arie Alfikri
Arie Alfikri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Tak Mudah, Namun Tak Pula Payah

28 Oktober 2017   14:23 Diperbarui: 28 Oktober 2017   14:26 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Sukses dan Inspirasi Bisnis Bersama Co-Founder Tangkelek, Khalid Arafah

"Bisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan tidak sepayah membalikkan telapak kaki," "Syukuri apa yang kita punya, dan cari apa yang kita inginkan."

Itulah sekelumit pesan yang disampaikan Khalid Arafah, Co-Founder Tangkelek yang sukses membawa bisnisnya menjadi distro khas minang paling terkenal se-Sumatera Barat. Pria yang suka memakai kacamata hitam itu bercerita tentang kisah suksesnya dalam membangun bisnis Tangkelek kepada Haluan, Jumat pagi (27/10).

Lulus kuliah di Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Padang, Khalid sempat menjadi karyawan selama tiga tahun di koran harian sebagai kartunis. Bosan menjadi karyawan, Khalid banting stir terjun ke dunia bisnis. Ia pun membuka bisnis yang tidak jauh dari keahliannya sebagai seorang ilustrator. Keahlian yang selama ini ia pakai di koran, kemudian ia terapkan untuk mendesain kaos. Bersama sahabatnya Fefry Rusji, ia pun mendirikan Tangkelek. Nama Tangkelek diambil dari sendal kayu khas Minang yang terkenal dengan kekuatannya.

Ide awal mendirikan Tangkelek cukup sederhana. Sekitar 2005-2008 sudah ada juga yang menjual baju kaos dengan desain jam gadang. Kaos tersebut dijual dengan menargetkan wisatawan yang berkunjung ke Padang. Hanya saja kualitas kaos tersebut masih jauh untuk dikatakan bagus. Akhirnya Khalid punya ide untuk ingin  meningkatkan kualitasnya setara dengan kualitas distro. 

Bermodal uang lima puluh juta yang ia peroleh dari beberapa koperasi, April 2009 berdirilah Tangkelek di Plaza Andalas. Namun baru saja didirikan, beberapa bulan kemudian cobaan datang. Gempa 30 September 2009 ikut merobohkan kadai Tangkelek. "Habis semuanya," ujar Khalid. Namun ia tak menyerah, segera ia dirikan lagi Tangkelek di Ulak Karang, Padang.

Ujian sering datang mendera. Mulai dari cemoohan orang lain sampai desain kaosnya yang pernah dibajak orang lain. Hal ini tidak menyurutkan semangat Khalid untuk terus mengembangkan bisnisnya. Desain kaos terus diperbaiki sesuai dengan selera pasar. "Kadang ada yang biasa dan ada yang kekinian. Seperti air mengalir, semua terus diperbaiki. Pokoknya alam takambang jadi guru," ujar Khalid. 

Perlahan-lahan, keberadaan Tangkelek mulai banyak dikenal orang terutama anak muda. Walaupun pasar awalnya ditargetkan untuk wisatawan, namun malah anak muda yang banyak menjadi peminat kaos tersebut. Para anak muda tertarik dengan kualitas baju distro, ditambah desainnya yang  unik dan khas minang. Bahasa nan menggelitik yang tertera di kaos menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya "sakik jo awak, galak jo urang," "mandanga sandao uda se sanang hati adiak," "rancak dari lakang," "cipitih," "malantak oto tagak," dan seterusnya. 

Strategi marketingnya juga menggunakan bahasa minang. Di depan Tangkelek ada kalimat "Bapitih ndak bapitih, mambali ndak mambali, hari ko buliah caliak caliak ka dalam." Kalimat tersebut dibuat agar calon pembeli tidak sungkan untuk mampir walaupun tidak membeli. 

Saat ini Tangkelek sudah menjadi merek yang familiar bagi masyarakat Sumbar. Cabangnya saja saat ini sudah menyebar di enam kota yakni di Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Solok, Pariaman, dan Pasaman Barat. Konveksinya pun ada di Tangerang dan Payakumbuh. Secara keseluruhan, ada 46 karyawan yang mampu diserapnya. 

Walaupun sudah sukses, Khalid tetap rendah hati. Bahkan ia mau membagi ilmu bisnisnya kepada generasi muda. Buktinya baru saja sebulan yang lalu, 28 September 2017, Khalid hadir sebagai pembicara di Seminar Kewirausahaan di Universitas Dharma Andalas. Di hadapan ratusan mahasiswa undangan dari berbagai Universitas di Kota Padang, Khalid memberikan motivasi wirausaha kepada peserta untuk terus berkarya. 

"Usia muda merupakan kesempatan emas, bukan perak apalagi perunggu. Mumpung masih muda, jangan sia-siakan. Berusahalah sebaik-baiknya," pungkasnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun