Mohon tunggu...
Siti Lulus Aridatul Falah
Siti Lulus Aridatul Falah Mohon Tunggu... Freelancer - a lifetime learner

Tertarik dunia sains dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Pemikiran Emanuel Levinas dalam Penanggulangan Covid-19

26 Agustus 2021   23:53 Diperbarui: 26 Agustus 2021   23:59 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Emanuel Levinas

Kehadiran Virus corona sebagai pandemic sangat meresahkan masyarakat didunia. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa serangan virus corona ini sangat berbahaya dan mengancap kehidupan manusia dalam berbagai sektor. 

Bahkan saat ini kasusnya semakin tinggi, hal itu menjadikan masyarakat cemas dengan adanya virus tersebut. Dalam keadaan ini, masyarakat indonesia pernah mengalami kelangkaan alat-alat kesehatan bahkan kebutuhan makanan untuk pencegahan covid dan ada banyak lagi kebutuhan lainnya. 

Dalam keadaan ini menjadikan masyarakat percaya dengan semua informasi yang ada dimedia sosial. Bahkan berita hoax tidak masuk akal sekalipun mereka tetap mempercayai itu menjadikan masyarakat semakin takut dan cemas dengan adanya virus covid-19. 

Harus diingat bahwa rasa cemas yang berlebihan itu akan membuat imun tubuh kita semakin down. Padahal, salah satu cara pencegahan penularan covid-19 kan imun kita harus kuat.

Saya kutip dari Healthline, rasa cemas berlebihan akan menimbulkan rasa stres dan tubuh kita akan mengeluarkan bahan kimia dan hormon, yaitu tantangan ke dalam sistem tubuh. 

Dalam waktu singkat, hal ini akan meningkatkan kinerja jantung supaya otak manusia bisa mendapatkan oksigen lebih banyak. Lalu sistem kekebalan tubuh dalam keadaan stres, kemudian ketika stres berlalu tubuh akan berfungsi normal kembali. 

Tetapi jika rasa cemas dan stres terjadi secara berulang dan berlangsung lama, kemudian tubuh tidak pernah mendapat sinyal untuk kembali berfungsi normal. Hal ini dapat menurunkan imun tubuh yang membuat tubuh kita lebih mudah terserang infeksi virus dan penyakit. Adanya vaksin virus pun disebut-sebut tidak berfungsi dengan maksimal jika manusia merasakan cemas secara berlebihan.

Di sini refleksi filsafat, manusia disini diartikan sebagai makhluk yang bersifat singular-plural. Manusia itu individu sekaligus bagian dari kehidupan sosial. Manusia itu 'aku' serentak 'kita'. 

Manusia disebut singular karena dia itu unik, satu-satunya, dan tidak terulangi. Mulai dari struktur DNA, sidik jari, sifat-sifat, pengalaman hidup, dan jati diri itu merupakan contoh. 

Semua manusia itu berbeda tidak ada yang sama satu sama lain. Manusia juga bersifat plural, maksudnya yaitu manusia tidak terlepas dari orang lain dan menjalin relasi satu sama lain baik secara sadar maupun tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun