Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Ketahanan Penulis Diuji

19 Agustus 2023   06:06 Diperbarui: 19 Agustus 2023   08:42 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ingin bercerita tentang kekaguman saya pada seorang penulis yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Mohon maaf, saya punya alasan mengapa tidak menyebutkan nama beliau

Namun, menurut saya karya fiksi yang ditulisnya mempunyai kekuatan untuk menarik pembaca khususnya saya. Sungguh saya tidak bermaksud merahasiakan nama tapi secara pribadi saya memang tidak terhubung dengan beliau.

Saya hanya membaca saja rangkaian karyanya yang luar biasa. Bukan saja isi dari karya fiksinya namun juga kemampuan beliau menahan emosi yang terlihat daŕi terus menulis dalam bentang like and dislike penggemarnya maupun hater-nya.

Kenapa saya bilang hater? Karena komentar-komentar yang diberikan pada karya fiksinya sungguh komentar pedas yang bisa menjatuhkan minat menulis si penulis. 

Kalau penulis yang saya kagumi tidak mempunyai mentalitas baja, tentu sudah berakhir karyanya sejak lama. Namun beliau beda, terus saja menulis dan menulis lagi.

Saya mengakui, menjaga konsistensi menulis itu tak mudah. Bukan masalah inspirasi dan ide saja namun juga kondisi luar di lingkungan penulis itu berpengaruh.

Buktinya saya sendiri. Tentang inspirasi menulis, pasti rekan-rekan pembaca juga tahu bahwa saya bersyukur karena tak pernah sampai kehabisan ide inspirasi menulis. Namun emosi saya masih naik turun. Mentalitas saya belum setangguh penulis yang saya kagumi di atas. 

Saya gampang mundur untuk sekian waktu dan mengembangkan amarah dan kesal dalam jeda waktu tertentu di sini. Bahkan ketika saya membaca beberapa artikel di Kompasiana meski tak sebut nama saya namun ke-baper-an saya mengatakan itu pasti tertuju pada saya. Ge er ya saya hehe. 

Teman saya sering mengingatkan, "Itu bukan tentang kamu koq. Kamu aja yang baper."

Tahu ga sih, kalau orang baper dibilang baper, dia itu jadi baper. Hehe. Ah sudahlah, lupakan curhat saya tentang baper. Saya lanjut ya menulis tentang penulis fiksi yang saya kagumi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun