Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tahun Baru, Masalah Lama, Lalu Bagaimana? (Dilema Pandemi)

29 Desember 2020   20:48 Diperbarui: 29 Desember 2020   20:49 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal "menggelikan" lainnya adalah saat perayaan Natal tahun ini di sekolah. Kami masih menggunakan aplikasi zoom. Rasanya memang berbeda. Hanya bisa bertegur sapa melalui zoom dengan seluruh siswa. 

Bukan hanya itu, jika ada siswa yang ingin mengisi acara, maka siswa akan membuat video untuk ditayangkan pada perayaan Natal sekolah. Memang keseruannya, siswa yang tampil bisa melihat penampilan dirinya dalam video yang diputar saat perayaan Natal.

Biasanya kalau kita tampil dalam perayaan Natal off line sebelum pandemi melanda, anak-anak tidak bisa melihat dirinya sendiri saat tampil karena mereka ada di panggung. Kalau sekarang, meski mereka "seolah" sedang di panggung, mereka bisa melihat penampilan diri sendiri dari awal sampai selesai karena penampilan dalam bentuk video.

Saya geli sendiri melihat anak-anak mengomentari penampilannya. "Itu saya ya Miss". Miss adalah cara siswa memanggil Ibu guru di sekolah tempat saya mengajar. 

Apakah itu bisa tergolong hal yang menggelikan untuk Anda? Bisa jadi ini termasuk kegelian yang memprihatinkan. Kemungkinan besar, semester depan, yang akan dimulai tahun baru 2021 masih sama. Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah kami masih menggunakan sistem online.

Siswa dan guru berada di rumah masing-masing. Pelajaran akan disampaikan melalui online menggunakan aplikasi zoom. Mengingat area tempat sekolah kami berada masih masuk zona merah. Satu semester ini kami  belajar dari rumah secara penuh. Semester depan juga.

Mengajar via zoom. Dokpri
Mengajar via zoom. Dokpri
Sedih, pastinya saya rasakan. Tapi siswa saya juga pasti jauh lebih merasa susah. Belum lagi wali murid, pasti merasakan kebimbangan yang sama. Kami berharap agar pandemi ini segera berakhir. 

Tahun baru, masalah lama, lalu harus bagaimana? Jawabannya harus dijalani dalam keikhlasan dan kesadaran. Sebagai guru saya harus menunjukkan semangat dan menularkan semangat ini pada murid dan wali murid. 

Masalah berat masih saja bisa mengiringi kita memasuki tahun baru, namun semangat kita dalam menghadapinya harus kuat. 

Dilema pandemi, satu sisi ingin sekali kembali belajar di gedung sekolah bersama siswa. Namun di sisi lain, ini belum bisa dilakukan karena resiko bagi kesehatan. Penyebaran covid-19 bisa bertambah luas jika kegiatan belajar mengajar dipaksakan dilakukan di gedung sekolah terutama di area zona merah.

Saya berharap di tahun baru 2021, saya masih bisa "tertawa bahagia" meski kondisi mungkin masih sulit, berat dan menghimpit. Artikel ini dari awalnya ingin saya jadikan humor, malah akhirnya menjadi artikel motivasi diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun