Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Larik Puisi Berpadu dengan Melodi

12 Oktober 2019   20:01 Diperbarui: 3 Oktober 2021   20:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saat jiwa memadukan rasa

Bunga terindah tak lagi ada

Namun kisah yang terjalani

Memberiku denyut baru sang nadi"

Kami berdua mengakhiri puisi itu dengan bersama mengucapkan "By Putri Bunga"

Nampak tersipu malu Sekar di depanku dan mulai menundukkan kepala. 

"Apakah kamu penulis dalam blog Putri Bunga, Sekar?" Suaraku memecahkan keheningan. "Dan apakah penulis lagu yang tadi saya senandungkan adalah pak Rian? " balas Sekar. Bahkan dalam keadaan begini pun Sekar membalas tanyaku dengan tanya yang lainnya. Aku tersenyum dan menganggukan kepalaku. 

Ada binar senang ku lihat diwajahnya. Dan dia juga akhirnya mengatakan kalau Putri Bunga adalah dirinya. Seorang yang rajin menuliskan puisi itu ada di depanku. Seorang yang sangat kukagumi pribadinya sejak kami berkenalan sekitar satu bulan lalu yang ternyata adalah pemuisi yang sudah berhasil mengacaukan pikiranku.

Pemuisi yang di depanku ternyata sudah diam-diam mengagumi pemusik sederhana yang suka mencipta lagu untuk mengusir sepi. Tak ada kata terucap di antara kami. Hanya sepi dalam girang hati tak terperi. Tuhan sangat baik sudah berkenan mempertemukan dua hati yang sedang saling mencari. 

Keheningan itu terpecahkan oleh suara Ardi yang memanggil namaku. "Ri, pesananmu datang" dari kejauhan saja dia memanggilku. Tak mau dia mengganggu waktuku berdua dengan Sekar di belakang villa itu. Lalu aku memberi isyarat pada Seksr untuk menunggu sejenak sementara kutinggalkan gitarku bersamanya. Aku menuju ke arah Ardi mengambil pesananku. 

Aku menitip untuk dibelikan satu ikat bunga Seruni warna warni  nursery di salah satu toko bunga  dekat villa. Saat Ardi mengajakku pergi jalan-jalan tadi. Dan Ardi nampak sangat girang. Begitu dapat pesananku, dia segera antar ke villa. Lalu dia pergi lagi. "Sukses ya" kata Ardi sambil menepuk bahuku. Sebuah doa dari seorang sahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun