Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jangan Terbang

27 Januari 2019   11:37 Diperbarui: 27 Januari 2019   11:45 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kupu-kupu di Serpong City Paradise. Photo by Ari

Aku merindukan ceriaku yang dulu
Aku menantikan damainya jiwaku yang dulu..
Kini seolah terbang..

Seperti aku terjerat dalam mendung tak berakhir
Seperti terkungkung dalam kelabunya awan ..
Seperti lelahku tak berujung ..

Ketika batin memberontak
Saat angan inginkan masa-masa itu
Ketika ceriaku tak terbendung..

Kau boleh bicara apa saja
Nilailah aku sesukamu
Karena aku tak peduli lagi
Aku yang menjalaninya
Bukan kamu ..

Dan ..
Dalam senyap yang sekejap menyiksa
Dalam sepi yang sekejap mencekam
Aku tersendiri dalam dukaku

Namun.. 
Cahayaku masih ada mesti setitik
Yah..
Orang sring menyebutnya dengan iman
Jiwaku mungkin berontak
Namun ada sisi hatiku yang sadar benar
Aku tak sendiri
Dan tak pernah sendiri

Pada masa -masa terberatku
Ada kekuatan kasat mata menopangku
Ada lengan kekal menjagaku
Dan.. ada doa-doa suci memagariku
Apakah yang kutakutkan ..

Biarlah ceriaku ..
Damaiku..
Selalu menetap di kalbuku
Ah batinku..
Bukalah matamu
Jangan biarkan sang mendung menggelayut
Dan kelabunya awan..menghalang
Karena ..
Yang tak kasat mata ..
Di atas sana
Yang berkuasa..
Sedang menjagaku
Dengam penuh kasih

Written by 

Ari Budiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun