Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal dengan karakteristik unik dalam dunia kerja. Salah satu ciri khas mereka adalah kebiasaan career hopping atau berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu singkat, biasanya setiap satu hingga dua tahun. Fenomena ini semakin marak dan menjadi perbincangan hangat di kalangan profesional dan perusahaan.
Apa Itu Career Hopping?
Career hopping adalah praktik berpindah pekerjaan secara berkala dalam waktu singkat. Bagi Gen Z, hal ini bukan sekadar soal mencari pekerjaan baru, tetapi juga strategi untuk mempercepat kemajuan karier, mendapatkan gaji lebih tinggi, serta memperluas pengalaman dan keterampilan.
Menurut survei LinkedIn tahun 2023, sekitar 60% pekerja Gen Z telah berpindah pekerjaan dalam dua tahun terakhir, jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa career hopping menjadi fenomena yang sangat umum di kalangan mereka.
Mengapa Gen Z Melakukan Career Hopping?
Ada beberapa faktor utama yang mendorong Gen Z untuk sering berpindah pekerjaan:
1. Pencarian Makna dan Purpose
Gen Z tidak hanya mengejar gaji, tetapi juga ingin pekerjaan yang bermakna dan sesuai dengan nilai pribadi mereka. Jika pekerjaan dirasa tidak memuaskan secara emosional atau tidak memberikan dampak positif, mereka cenderung mencari peluang lain yang lebih sesuai.
“Generasi muda saat ini lebih mengutamakan purpose dan nilai dalam pekerjaan daripada sekadar kompensasi finansial,” ujar Dr. Amanda Lee, pakar pengembangan karier.
2. Keinginan untuk Pertumbuhan Karier
Gen Z takut mengalami stagnasi. Mereka ingin terus belajar, berkembang, dan mendapatkan tanggung jawab baru. Jika peluang pengembangan di tempat kerja terbatas, mereka memilih pindah agar bisa mendapatkan pengalaman yang lebih beragam.