Mohon tunggu...
Aria Kesuma
Aria Kesuma Mohon Tunggu... Speaker in Family Planning Programme -

Nothing Special Just Me

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hubungan Pertumbuhan Penduduk dan Kesempatan Kerja

25 Agustus 2015   13:17 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ID : ariakesuma) Pertumbuhan penduduk merupakan sebuah keseimbangan yang dinamis antara faktor yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase), sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migration netto.  Kondisi-kondisi kependudukan, data dan  informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan berapa banyak tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi tertentu yang dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Dipihak lain pengetahuan tentang struktur penduduk dan kondisi sosial ekonomi pada wilayah tertentu, akan sangat bermanfaat dalam memperhitungkan berapa banyak penduduk yang dapat memanfaatkan peluang dan hasil pembangunan atau seberapa luas pangsa pasar bagi suatu produk usaha tertentu.

Pertumbuhan penduduk memiliki korelasi terhadap pertumbuhan ekonomi, di mana kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi (Amelia, 2005). Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran atau konsumen bagi produk yang dihasilkan. Di era globalisasi dan perdagangan bebas, besarnya jumlah penduduk dan kekuatan ekonomi masyarakat menjadi potensi sekaligus sasaran pembangunan sosial ekonomi, baik untuk skala nasional maupun internasional. Berdasarkan hal ini pengembangan sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan agar kualitas penduduk sebagai pelaku ekonomi dapat meningkat sesuai dengan permintaan dan kebutuhan zaman yang terus menerus berkembang.

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Catatan terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan akhir 2014, jumlah angkatan kerja menyentuh angka 119,91 juta orang. Sementara itu, hingga tahun 2014 usai, jumlah pengangguran turun 6,03 persen menjadi 7,24 juta. Sampai dengan September 2014 angka pengangguran masih menyentuh angka 7,39 juta jiwa. Selanjutnya, sampai dengan 2015 kesempatan kerja di Tanah Air berada di kisaran 1,87 juta. Kenyataan ini diharapkan mampu menyerap kelompok angkatan kerja sekaligus mereduksi pengangguran. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut, disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar dan di pihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk menuju tahap tinggal landas. Jumlah penduduk yang semakin meningkat membuat pengangguran terus bertambah setiap tahunnya, pengangguran terbuka menjadi pengangguran terbanyak dan terus bertambah selaras dengan pertambahan penduduk dan minimnya kesempatan kerja (Amelia, 2005).

Masih tingginya jumlah pengangguran terbuka ini nantinya akan sangat berdampak pada tingginya jumlah penduduk miskin di negeri nantinya. Masih besarnya jumlah pengangguran terbuka pada usia muda (angkatan kerja) tersebut merupakan masalah sekaligus tantangan pemerintah yang harus dapat dicari penyelesaiannya agar mereka dapat bekerja sesuai dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki yang terus disokong dengan bantuan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah. Hal yang sangat dikhawatirkan dengan masih tingginya jumlah pengangguran terbuka ini akan menjadi salah satu indikator terbesar meningkatnya kriminialitas dikalangan masyarakat yang akan sangat berdampak pada iklim investasi di dalam negeri sehingga nantinya akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dalam negeri serta daya saing global Indonesia dalam segi ekonomi.

Tingkat pengangguran terbuka paling banyak terdapat di golongan penduduk yang pendidikan terakhirnya yakni pendidikan menengah (SMP/SMA/SMK/SD) (Sudarsono, 2007). Hal ini sangat sulit untuk dapat diatasi karena rendahnya pendidikan atau mutu pendidikan yang didapatkan oleh penduduk yang tergolong pengangguran terbuka otomatis rendah pula kualitas atau mutu sumber daya manusia tersebut. Untuk dapat mengatasinya pemerintah harus dapat menggalakkan pendidikan gratis 12 tahun yang tidak hanya gratis, tetapi juga meningkatkan mutu kurikulum agar nantinya lulusan dari pendidikan menengah dapat bersaing dengan penduduk yang berpendidikan tinggi, serta meningkatkan softskill atau keterampilan diluar kemampuan akademik dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini di kalangan penduduk dengan mendukung sektor ekonomi kreatif, mikro dan menengah.

Referensi

Amelia, 2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Tarsito, Bandung

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2014. BPS. Jakarta

Sudarsono, dkk. 2007. Ekonomi Sumber Daya manusia. Karunia: Jakarta, Universitas Terbuka, Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun