Mohon tunggu...
Ayu Putri Ariani
Ayu Putri Ariani Mohon Tunggu... Arayuna

Menulis, membuat kue, jalan-jalan, belanja dsb

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Putri Zamrud dari Persia

23 Juni 2025   16:50 Diperbarui: 23 Juni 2025   16:30 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Takdir Berbicara (Sumber: Ayu Putri Ariani)

Apakah kamu ingin aku lanjutkan dengan Bab 2? Kita bisa bawa Layla keluar dari istana, atau langsung hadapkan dia dengan bahaya pertamanya. Kamu juga bisa tentukan nuansa ceritanya: lebih mistis, petualangan, atau romansa.

Bab 2: Bayangan di Padang Pasir

Malam turun perlahan di langit Zamharir. Suara kecapi dari pelataran istana mulai memudar, digantikan bisikan angin yang membawa aroma pasir panas dan melati. Tapi di ruang tertinggi menara zamrud, Layla tak bisa tidur.

Liontin di lehernya masih bersinar, denyut cahayanya seperti detak jantung kedua. Setiap kali ia memejamkan mata, ia melihat kilasan-kilasan aneh: sebuah gerbang batu di tengah padang pasir, suara wanita menyanyi dalam bahasa yang tak ia kenal, dan mata seekor burung raksasa berwarna emas.

Ia membuka jendela. Di kejauhan, bukit pasir seperti ombak beku, dan di langit, bintang Zamrud kembali tampak---hijau dan sendirian.

Suara langkah mendekat. Ternyata Syekh Barzakh.

"Putri Layla, malam ini kau harus pergi."

Layla menatapnya. "Pergi? Ke mana?"

Syekh membuka gulungan tua, menunjuk pada simbol kuno: dua lingkaran yang saling bertautan, satu dari cahaya, satu dari bayangan.

"Ibumu bukan perempuan biasa. Ia berasal dari keturunan Ahl an-Nur --- kaum cahaya yang menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh. Namun sebelum kau dilahirkan, kegelapan berhasil menerobos salah satu gerbang mereka. Kau... adalah warisan terakhir dari darah mereka."

Layla menggenggam liontin itu lebih erat.

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun