Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Nepotisme: Luka Bangsa yang Menggerogoti Fondasi Negara

8 Februari 2024   07:33 Diperbarui: 8 Februari 2024   07:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nepotisme, bagaikan rayap yang diam-diam menggerogoti fondasi kokoh sebuah bangsa dan negara. Praktik ini, di mana individu diangkat ke posisi penting bukan karena kapabilitas, melainkan karena hubungan darah atau koneksi, laksana racun yang perlahan mencekik kemajuan dan meredam potensi.

Lebih dari Sekadar Ketidakadilan: Nepotisme bukan sekadar soal ketidakadilan bagi mereka yang lebih kompeten namun terabaikan. Lebih dari itu, nepotisme mencederai meritokrasi, pilar fundamental bagi kemajuan bangsa. Ketika posisi strategis diduduki bukan oleh orang-orang terbaik, melainkan oleh kroni dan kerabat, maka efek domino pun tak terelakkan.

Ketidakbecusan dan Korupsi: Nepotisme melahirkan inkompetensi. Orang-orang yang tidak memiliki kapabilitas yang mumpuni, tak ubahnya boneka yang dipegang oleh dalang di belakang layar. Keputusan yang diambil bukan berdasarkan pertimbangan matang dan rasional, melainkan demi kepentingan pribadi dan kelompok. Korupsi pun marak terjadi, karena nepotisme membuka peluang penyalahgunaan wewenang dan manipulasi demi keuntungan pribadi.

Kepercayaan yang Tergerus: Nepotisme menggerus kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan institusi. Rasa frustrasi dan ketidakadilan menyelimuti mereka yang melihat orang-orang tidak kompeten menduduki posisi penting, sementara mereka yang lebih pantas terpinggirkan. Kepercayaan ini bagaikan lem yang merekatkan persatuan bangsa, dan ketika lem ini mulai retak, maka potensi perpecahan dan disintegrasi pun muncul.

Masa Depan yang Suram: Nepotisme meredam potensi dan menghambat kemajuan bangsa. Generasi muda yang kompeten dan berbakat kehilangan kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi. Inovasi dan terobosan terhambat, karena sistem yang seharusnya mendorong meritokrasi justru terjebak dalam lingkaran nepotisme. Masa depan bangsa pun terancam suram, terbelenggu oleh inkompetensi dan korupsi yang merajalela.

Membangun Fondasi yang Kokoh: Memerangi nepotisme adalah tugas bersama. Diperlukan komitmen kuat dari semua pihak, mulai dari pemimpin, institusi, hingga masyarakat. Sistem yang transparan dan akuntabel harus ditegakkan, meritokrasi harus dijunjung tinggi, dan nepotisme harus dikikis habis.

Hanya dengan membangun fondasi yang kokoh, berdasarkan meritokrasi dan keadilan, bangsa dan negara dapat mencapai kemajuan dan kejayaan. Nepotisme, bagaikan benalu yang harus diberantas, agar tunas-tunas potensi bangsa dapat tumbuh dan berkembang, mengantarkan bangsa menuju masa depan yang gemilang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun