Mohon tunggu...
Arfandhy Sanda
Arfandhy Sanda Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Patologi Klinik

Semi introvert (INFJ), Semi ekstrovert (ENFJ) Dokter spesialis dengan pengalaman pengabdian selama 7 tahun, peminatan di bidang hematologi klinik, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi klinis. Menulis adalah pekerjaan sampingan, dan sangat tertarik untuk menulis hal-hal yang berkaitan di masa saat ini dan mungkin masa akan datang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membongkar Misteri Diabetes Tipe 5: Apa Yang Perlu Kita Ketahui?

24 Juni 2025   12:20 Diperbarui: 24 Juni 2025   12:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.alodokter.com/diabetes-tipe-5-bentuk-baru-diabetes-yang-mengintai-remaja

Mengingat akar masalahnya, pencegahan DM tipe 5 mutlak berpusat pada peningkatan nutrisi yang adekuat, terutama sejak dini. Program-program gizi yang memadai, akses ke makanan bergizi, dan edukasi tentang pola makan sehat adalah kunci. Untuk penanganan, berbeda dengan Tipe 2 yang fokus pada mengatasi resistensi insulin, pasien DM tipe 5 memerlukan terapi pengganti insulin karena pankreas mereka kesulitan memproduksi insulin yang cukup. Selain itu, perbaikan status gizi adalah komponen vital dari pengobatan, memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pemulihan dan fungsi optimal. Pendekatan ini seringkali multidisiplin, melibatkan ahli gizi, dokter endokrin, dokter spesialis patologi klinik untuk penegakkan diagnosis lewat analisis hasil laboratorium,dan dukungan psikososial.

sumber: https://www.alodokter.com/buah-untuk-penderita-diabetes-yang-aman-dikonsumsi
sumber: https://www.alodokter.com/buah-untuk-penderita-diabetes-yang-aman-dikonsumsi

Masa Depan dan Harapan

Pengakuan terhadap DM tipe 5 merupakan langkah maju yang signifikan dalam dunia medis. Ini menunjukkan bahwa komunitas ilmiah terus belajar dan mengklasifikasikan kondisi-kondisi yang dulunya mungkin terlewatkan. Perdebatan dan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme pasti di balik DM tipe 5, serta pengembangan pedoman diagnosis dan penanganan yang lebih spesifik, akan terus berlanjut. Harapannya, dengan pemahaman yang lebih baik, kita bisa memberikan penanganan yang lebih efektif dan bahkan mencegah terjadinya kondisi ini pada populasi yang rentan.

Tetap Waspada: Kesadaran adalah Kunci

Oleh karena Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan bermacam-macam tipe serta penanganannya yang berbeda, Maka pesan utama yang bisa diambil adalah perlunya kesadaran dan kewaspadaan pada seluruh masyarakat. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala diabetes, terutama dengan riwayat malnutrisi atau kesulitan mendapatkan asupan gizi yang cukup, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Deteksi dini dan penanganan yang tepat berdasarkan penyebab spesifik sangat penting untuk kualitas hidup yang lebih baik dan untuk menghindari komplikasi jangka panjang. Mari kita sebarkan kesadaran ini agar semakin banyak yang terlindungi dari "misteri" diabetes yang satu ini.

Daftar Pustaka

  1. World Health Organization. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications: Report of a WHO Consultation. Part 1, Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Geneva: World Health Organization; 1999.
  2. International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas. 10th ed. Brussels, Belgium: International Diabetes Federation; 2021.
  3. Mohan V, Deepa M, Deepa R, Shobana R, Subhashini S, Prabakaran D, et al. A study of glucose intolerance in a rural population of Tamil Nadu, South India: Absence of Type 1.5 diabetes. Diabetes Res Clin Pract. 2005 Feb;67(2):107-16.
  4. Unnikrishnan AG, Singh SK, Sanjeevi CB. Malnutrition-related diabetes mellitus (MRDM): an overview. Diabetes Metab Res Rev. 2008 Feb;24(2):162-9
  5. Ramachandran A, Snehalatha C, Satyavani K, Latha E, Vijay V, Viswanathan M. Malnutrition-related diabetes mellitus in India: A community-based study. Diabetes Res Clin Pract. 1992 Nov;17(2):97-104.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun