Tulisan saya sesuai dengan gambar di atas yang bertujuan mengajak para bloger termasuk di Kompasiana hendaknya berhati-hati dalam berteman dalam dunia maya.
Sejak aktif nulis di Kompasiana pada awal 2012 setidaknya menulis dengan tema ini 4 kali. Alasannya, setidaknya 3 kali ada pencobaan menipu saya dari tiga orang bloger yang hanya aktif tak lebih dari dua tahun.
Sejak itu banyak memblokir bloger, terpaksa keluar WAG teman bloger. Namun usai memposting tulisan di atas ternyata usaha penipuan pada diri saya terus berulang hingga hari ini.
Herannya, mereka tahu data pribadi termasuk NIK dan nomor rekening bank. Inilah yang membuat saya terjebak pada lumpur kepanikan yang merugikan secara materiil dalam arti finansial dengan jumlah yang sangat besar. Kerugian finansial kurang lebih sebesar jumlah pensiun guru selama dua tahun. Dan kerugian moril yang luar biasa.
Para penipu ini mengaku dari pihak Kepolisian, PPATK, BPK, dan Kantor Pos dengan tuduhan saya terlibat judi online.
Sempat terjadi perdebatan sengit lewat percakapan video call telpon namun dengan data pribadi yang begitu gamblang membuat saya terhipnotis.
Pada Rabu, 13 Agustus 2025 jam 20.00 sebenarnya saya melaporkan pada Polresta di kota saya tinggal. Namun oleh petugas jaga dicegah dan justru dinasehati belaka.
Kamis, 14 Agustus 2025 saya melaporkan kejadian ini pada pihak sebuah KCP Bank Mandiri yang ditanggapi sangat positif untuk menindak lanjuti dalam kurun antara 4 hingga 9 hari.
Hari-hari selanjutnya saya berusaha untuk melaporkan pada instansi keamanan yang menangani kejahatan secara online yang diiklankan lewat media sosial Facebook.
Apakah akun-akun tersebut resmi atau abal-abal bahkan palsu seperti akun yang telah menipu kami. Untuk mengetahuinya, saya pun menanyakan apakah 'akun yang telah menipu saya di atas' justru diminta untuk bertanya sendiri.
Padahal saya bertanya dengan harapan agar tidak tertipu lagi.
Jawaban yang kurang tepat sungguh membuat saya kecewa dan tidak tahu harus lapor pada pihak atau aparat mana yang bisa dipercaya.
Akun yang tertulis di Facebook mengaku dari sebuah instansi keamanan dan siap membantu korban kejahatan online, barusan 10 menit yang lalu sudah hilang.