Bangunan kedua, berupa rumah adat Jawa, yakni joglo Limasan. Sebelum menjadi Museum Bibis, bangunan ini milik almarhum Harjo Wiyadi, kepala dusun Bibis pada masa perjuangan.
Di dalam joglo ini ada beberapa barang yang cukup menarik yang dianggap sebagai benda bersejarah. Yakni: 1 buah meja dan 4 kursi makan, 2 buah teko keramik, 1buah cangkir dan lepek, 1 buah bakul nasi dan entong, 1 buah waskom sayur, buah mesin ketik, serta 1 buah kentongan kayu dan jam dinding kuno. Ada juga gambar Semar dan foto suatu lambang yang tidak jelas artinya. Juga ada lambang Brigade X Divisi III pimpinan Letkol Suharto. Semua barang ini terdapat di sudut kiri belakang joglo.Â
Di bagian lainnya ada tiga perangkat meja kursi masa kini buatan sekitar tahun 80 dan 90an. Jelas bukan benda bersejarah. Bahkan ada tempat tidur dengan kasur busa kusam yang tergolek di sudut kanan bagian belakang.
Menurut Pak Susanto penjaga museum ini, yang merupakan putra bungsu dari almarhum Harjo Wiyadi, kepala dusun Bibis, barang-barang ini pemberian seseorang dan sebuah komunitas yang tidak ia kenal.Â
Masih menurut Pak Susanto, barang-barang ini dikirim setelah benda-benda bersejarah lainnya diambil oleh orang-orang yang tidak percaya akan perjuangan Letkol Suharto.
Pengambilan benda-benda tersebut terjadi pada masa reformasi. Benda-benda apa saja dan sekarang berada di mana, ia sendiri tidak mengetahuinya.Â