Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mangga Tetangga

13 Januari 2022   18:31 Diperbarui: 13 Januari 2022   20:30 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ranum mempesona di depan mata. Buah mangga di depan halaman sebelah rumah.

Sayang sekali bukan milik keluarga. Empunya adalah tetangga yang tak mau saling sapa entah kenapa.

Kala panen tak pernah berbagi, juga kepada saya. Padahal tiap pagi kuharus menyapu sampah daunnya.

Pernah sengaja kuminta tiga atau lima buah.

Dia bilang boleh asal harus membelinya.

Aduh punya tetangga kok tak ada tenggang rasa.

Pernah sekali kumemetiknya tanpa setahu yang punya. Ternyata minta ampun rasanya. Asam sekali seperti bau ketiak pemiliknya.

Makanya codot saja tidak mau itu mangga. 

Buktinya semua buahnya menggantung aman tak pernah terjamah. 

Catatan:

Codot: kelelawar pemakan buah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun