Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mari Bertani Sayur

3 Desember 2020   13:28 Diperbarui: 4 Desember 2020   20:33 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi petani itu memang asyik. Penuh dinamika. Tak kalah serunya dengan menjadi profesi ekskutif kantoran. Bila pandai mengolah secara profesional maka keuntungan yang diperoleh bisa puluhan juta walau dari tanah setengah hektar lahan dalam sekali musim. Bertani kentang, apel, gandum, cabai, tomat, sawi, dan kangkung pernah penulis posting di sini. 

Kali ini penulis ingin berbagi cara pengolahan tanah untuk menanam sayur. Memang dalam gambar lebih banyak kangkung namun demikian berlaku juga untuk menanam sawi, kemangi, bayam, dan kangkung. Tetapi tidak berlaku untuk mentimun, kacang panjang, tomat, dan kedelai.

No: 2 Semprot gulma dengan herbisida. Dokpri
No: 2 Semprot gulma dengan herbisida. Dokpri
No: 3 Tata kembali parit. Dokumen pribadi
No: 3 Tata kembali parit. Dokumen pribadi
No: 4 Lahan sudah bersih. Dokumen pribadi
No: 4 Lahan sudah bersih. Dokumen pribadi
No: 5 Lahan baru. Dokumen pribadi
No: 5 Lahan baru. Dokumen pribadi
Langkah pertama bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang telah dipanen atau gulma yang tumbuh liar pesca panen. Membersihkan bisa dengan cara konvensional dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya lebih lama atau dengan menggunakan herbisida yang dapat dilakukan dalam 2-3 hari saja. 

Selanjutnya gali kembali parit pengairan terdahulu serta merapikan atau menata kembali gulutan untuk menanam sayur. Lihat gambar no 2, 3, dan 4.  

Jika lahan yang dipakai bekas menanam padi, jagung, tebu, kedelai, atau tanaman tanpa gulutan, maka harus membuat gulutan terlebih dahulu selebar 1,5-2m, jangan kurang dari 1,5m sebab menyebabkan banyak air masuk dan lebih dari 2m sebab bisa kekurangan air. 

Setiap gulutan dibatasi dengan parit pengairan selebar 30-35cm dengan kedalaman 20-25cm saja. Parit ini berfungsi sebagai jalur pengairan. Lihat gambar no 5.  

No: 5A. Lahan baru siap tanam. Dokpri
No: 5A. Lahan baru siap tanam. Dokpri
No: 6 Lahan diairi. Dokpri
No: 6 Lahan diairi. Dokpri
No:7 Tebarkan benih. Dokpri
No:7 Tebarkan benih. Dokpri
No: 8 Tidak merata karena kekurangan air dan disantap burung. Dokpri
No: 8 Tidak merata karena kekurangan air dan disantap burung. Dokpri
No: 9 Musim hujan kelebihan air dan hanyut lalu tumbuh di parit. Dokpri
No: 9 Musim hujan kelebihan air dan hanyut lalu tumbuh di parit. Dokpri
Jika gulutan dan parit sudah selesai, segera aliri dengan air tanpa menggenangi lahan secara keseluruhan atau bila dipandang perlu karena musim kemarau maka perendaman selama 1-2 hari saja. 

Selanjutnya tebarkan benih pada saat tanah masih basah sehingga mudah terangsang tumbuhnya tunas atau kecambah. Bila menanam pada musim kemarau, saat penebaran benih parit wajib terisi air untuk menghindari keringnya lahan dan benih sulit menjadi kecambah atau menumbuhkan tunas baru dan benih-benih yang belum tumbuh menjadi santapan burung. Lihat gambar no: 8.  

Pada musim hujan parit sebaiknya tidak dialiri air dan pintu parit terbuka sehingga jika hujan lahan tidak tergenang yang dapat menghanyutkan benih lalu tumbuh berserakan tidak rata bahkan tumbuh di parit. Lihat gambar no: 9. 

Dalam pengairan lahan hendaknya bekerjasama dengan petugas jagatirta atau kuwawa yang menjaga sistem pengairan desa untuk menjaga pasokan air. Lihat gambar no: 10.

No: 10. Percayakan pengairan pada petugas desa, Dokpri
No: 10. Percayakan pengairan pada petugas desa, Dokpri
No: 11 Pilih bibit unggul. Dokpri
No: 11 Pilih bibit unggul. Dokpri
No:12. Tanaman gagal panen tak selamanya bagus diambil benihnya. Dokpri
No:12. Tanaman gagal panen tak selamanya bagus diambil benihnya. Dokpri
No: 13 Tiga-empat hari setelah bibit ditebarkan akan tumbuh kecambah sebagai tanaman baru. Dokpri
No: 13 Tiga-empat hari setelah bibit ditebarkan akan tumbuh kecambah sebagai tanaman baru. Dokpri
Untuk hasil panen yang melimpah, pilihlah bibit unggul yang dapat dibeli di toko pertanian. Lihat gambar no 11. Menggunakan bibit yang diambil dari tanaman sendiri yang tidak dipanen (lihat gambar no: 12) karena harga turun sangat riskan akan kegagaltumbuhan akibat tidak tahan hama atau tidak tumbuh subur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun