Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan-perempuan Perkasa Penggali Pasir

21 Juli 2020   14:57 Diperbarui: 22 Juli 2020   10:26 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan seharian di lereng barat Gunung Semeru menggelontorkan ribuan ton pasir menuruni lembah-lembah curam yang mengalir ke Sungai Amprong yang melintas di wilayah timur Malang. 

Di antaranya melintas di Dusun Bonangan, Desa Sumber Keradenan Kecamatan Pakis. Air sungai yang biasanya agak jernih kali ini cukup keruh karena mengandung lumpur pasir.

Pagi itu, dua wanita lanjut usia berdiri berdiri dengan wajah sedikit ceriah melihat sungai yang tampak menjadi dangkal karena lubuk di sungai tersebut telah terisi lumpur yang mengandung pasir. 

Di bawah rumpun bambu yang rindang, mereka pun segera berganti pakaian sederhana dengan pakaian yang agak kumal. Tanpa peduli di sekitarnya ada juga lima pria seusia mereka. 

Selanjutnya mereka mengambil cangkul dan memanggul ban dalam ukuran sangat besar lalu berjalan menyusuri jalan setapak selebar tak lebih 50cm sepanjang 200m di antara tepian sungai dan rumpun bambu. Salah langkah bisa membuat terpeleset jatuh ke sungai dari bibir tebing setinggi antara 1-5 m.

Di sebuah lubuk sedalam satu meter seorang di antara mereka turun lalu menggali pasir dan menaruhnya di atas ban yang telah diberi alas bekas karung glangsi. Ban tersebut diikat dengan tali plastik yang ditambatkan di pangkal rumpun bambu di pinggir agar tidak hanyut terbawa arus. 

Perempuan lainnya menyeberangi sungai sejauh antara 6-8 m dengan lubuk yang cukup dalam atau dangkal dengan arus yang cukup kuat. Ada juga yang mencari di bawah tebing tegak lurus setinggi sekitar 16 m. 

Satunya lagi mencari pasir di pinggir sungai di bawah dekat rumpun bambu. Tanpa bicara mereka menggali memenuhi ban sebanyak lebih kurang 30 kali cangkulan selama kurang lebih 30 menit. Kala ban-ban pengangkut pasir sudah penuh, tali dilepas dari penambatnya namun tetap dipegang sedang ban dibiarkan hanyut mengikuti arus sungai namun tetap dalam kendali para pencari pasir.

Senyum meringankan beban berat. Dokpri
Senyum meringankan beban berat. Dokpri
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Menyusuri sempitnya setapak. Dokumen pribadi
Menyusuri sempitnya setapak. Dokumen pribadi
Dokpri
Dokpri
Bahaya di bawah tebing. Dokumen pribadi
Bahaya di bawah tebing. Dokumen pribadi
Dua ratus meter dari penggalian sampailah di tempat penampungan sementara, pasir dicangkul lagi untuk diangkat ke daratan di bibir sungai. Perlu kehati-hatian agar pasir tidak jatuh lagi ke dalam sungai. Jika pasir di dalam ban tinggal sedikit dan tak mungkin diambil dengan cangkul maka ban akan digulingkan di atas tumpukan pasir yang ada. Pemindahan pasir dari ban memerlukan waktu sekitar dua puluh menit. 

Demikian seterusnya pekerjaan mencari atau menggali pasir ini dilakukan sebanyak 5-7 kali supaya mencapai satu meter kubik. Namun kala hujan atau di daerah udik atau atas tampak gelap karena mendung maka mereka akan berhenti. Kemungkinan di daerah atas sedang hujan sehingga ada kemungkinan terjadi luapan air sungai yang bisa menyebabkan banjir dan tentu saja sangat membahayakan keselamatan mereka.

Pasir yang sudah terkumpul di bibir sungai sebanyak kurang lebih 1m kubik lalu diayak untuk memisahkan pasir dari kerikil atau batu dan sampah-sampah dedaunan yang ikut tergali atau terbawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun