Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Terjebak dalam Excessive Theory Reading

8 Maret 2020   22:06 Diperbarui: 9 Maret 2020   16:27 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang excessive theory reading (Sumber: theenglishfarm.com)

Excessive Theory Reading adalah perilaku orang-orang yang selalu berlebihan dalam membaca buku mengenai suatu teori. Dalam hal ini saya mengaitkannya dengan mencari informasi, pengetahuan ataupun teori self improvement, di mana tema self improvement dan motivasi memang selalu diminati oleh banyak kalangan.

Memang apa salahnya dengan membaca buku self improvement? Sebenarnya sah-sah saja. Tapi ternyata ketika individu berlebihan membaca teori dan jarang mempraktikannya. Terutama tidak pernah mengungkapkan pendapatnya alias hanya terpendam di pikiran saja, hal tersebut menjadi percuma dan tidak berguna.

Lalu apa saja sih penyebab individu sangat tertarik membaca banyak buku motivasi? Terus konsekuensi apa kalau sampai berlebihan membaca itu? Simak informasi berikut ini...

Dopamine Seeking Behavior dalam Membaca Informasi
Berbicara tentang dopamine. Berarti bicara tentang hormon yang menimbulkan perasaan positif. Selain berperan menjadi penghantar stimulus ke sel saraf, baik ke otak maupun di otot sebagai neurontransmitter. 

Hormon dopamine ini memiliki pengaruh penting terhadap munculnya perasaan menyenangkan, salah satunya motivasi dan kepercayaan diri.

Selain itu hormon ini sangat mempengaruhi perilaku, terutama ketika dilepaskan dalam kadar yang tepat, akan membuat seseorang itu merasa bersemangat dan termotivasi. Apalagi hormon ini ternyata sangat membantu dalam proses seeking dan reward (mencari-pemberian penghargaan).

Dopamine memberikan kontrol dalam sistem "pleasure" pada otak manusia, yang membuat manusia sering mencari perilaku atau hal yang membuat kita senang, nyaman terutama merasa termotivasi.

"Dopamine causes us to want, desire, seek out, and search. It increases your general level of arousal and your goal-directed behavior" Susan Weinschenk

Sumber dari shutterstock.com
Sumber dari shutterstock.com
Apalagi sistem dopamine seeking membuat kita terus termotivasi untuk mencari bergerak, belajar dan bertahan hidup di dunia. 

Dopamine juga membuat kita penasaran tentang pengetahuan sehingga kita berusaha untuk terus mencari informasi yang kita inginkan

Banyak orang yang mempunyai ketertarikan dengan self improvement, terjebak dalam kebiasaan ini. Ternyata yang tidak kita sadari, setelah kita terus-terusan melihat banyak postingan inspirasi di sosial media, membaca buku self improvement, menonton video motivasi di YouTube. Hal tersebut juga bisa disebut dengan dopamine seeking behavior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun