Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Derita Sarjana yang Tidak Kompeten

11 Februari 2020   14:13 Diperbarui: 12 Februari 2020   05:21 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari washingtonpost.com

"Ngapain aku melamar sebanyak ini kalau yang diterima cuma satu?" "Aku juga harus berkompetisi dengan banyak orang?" "Mereka mungkin saja lebih baik dariku?".

Benar para sarjana yang seperti ini, sudah banyak sekali melamar, melakukan interview tapi belum mendapatkan pekerjaan, mereka menderita karena merasa dirinya tidak kompeten.

Masih Ada Banyak Sarjana yang Belum Kompeten di Bidangnya
Pada tahun 2018, dilansir dari Bandung Pojok Satu, Marsana Kepala Bidang Pendataan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung, menjelaskan bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi pada usia produktif yang ternyata tidak memiliki keterampilan, tidak kompeten, dan kurang motivasi.

Beliau juga menyampaikan bahwa masih banyak lulusan sarjana yang mengalami banyak kesulitan ketika di terjunkan di lapangan maupun bekerja secara langsung.

Dari Nasional Kompas, Wakil Presiden, Ma'ruf Amin mengatakan jika masih banyak sarjana yang belum terserap menjadi tenaga kerja handal. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan kurang jeli dalam melihat kebutuhan dari industri. Pernyataan tersebut dapat memperlihatkan bahwa masih banyak lulusan sarjana yang masih belum siap menghadapi dunia kerja.

Padahal jika dilihat, sebuah perusahaan akan memilih dan menerima seseorang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang yang mereka ambil. Benar, seorang pelamar akan dipertimbangkan masuk ke sebuah perusahaan berdasarkan kompetensi dan keahliannya dalam sebuah bidang. Industri yang semakin berkembang seharusnya juga diikuti dengan tercetaknya tenaga kerja yang ahli.

Selain itu pemerintahan sekarang, di bawah arahan Mendikbud, Nadiem Makarim membuat program Kampus Merdeka. Dalam program tersebut beliau menjelaskan tentang adanya hak mahasiswa untuk bisa magang selama 3 semester baik di luar prodi maupun luar kampus.

Hal ini sebagai langkah preventif, agar lulusan universitas mempunyai banyak kemampuan, menjadi SDM yang unggul dan siap dalam dunia kerja. Apakah rencana ini akan berjalan sesuai dengan harapan? 

Apakah Sarjana Boleh Melamar Pekerjaan dengan Kualifikasi SMA Sederajat?
"Wah aku belum kompeten nih, gak dapet-dapet kerjaan nih. lamar kerjaan kualifikasi SMA aja kali ya?"

Menurut saya sah-sah saja, tetapi anda bisa merusak "pasaran" lowongan kerja kalau begitu.  Para lulusan SMA juga kompetitor anda, selain itu beberapa perusahaan mungkin saja akan mencoret lulusan sarjana yang melamar jabatan atau posisi yang sebenarnya menurut kualifikasi tertulis untuk SMA/SMK sederajat. 

Hal ini juga pernah ditulis di laman detik.com dengan judul "Persaingan Ketat, Sarjana pun Melamar Lowongan SMA".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun