Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Derita Sarjana yang Tidak Kompeten

11 Februari 2020   14:13 Diperbarui: 12 Februari 2020   05:21 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari washingtonpost.com

"Nanti di tunggu ya kabarnya dua minggu lagi dari kami terkait proses seleksi ini".

"Terima kasih, Pak" lalu berjabat tangan.

Begitulah rutinitas interview yang sering mereka lakukan. Mereka (para sarjana) yang sering mendapatkan kesempatan ini, tidak bosan-bosannya mendengar hal tersebut.

Ada perusahaan yang mengabari, "Anda Lolos ke tahap selanjutnya." atau "Anda diterima sebagai karyawan perusahaan ini, silahkan untuk memberikan konfirmasi...." Harapnya sih gitu, tapi nyatanya tidak.

Ada yang perusahaan mengabari "Maaf anda tidak lolos", ada juga perusahaan yang tidak memberikan kabar sama sekali.

Para sarjana yang baru lulus dari studinya ini selalu mencari pekerjaan baik dari akun lowongan kerja di media sosial, job fair, maupun teman-teman di sekitarnya yang sudah bekerja. Tapi tidak jarang mereka gundah gulana akan nasib dan masa depan mereka setelah berkuliah.

Mereka bingung, rutinitas selanjutnya gimana, ya? Bosan dengan kegiatan sehari-hari yang mereka habiskan mungkin dengan melamar kerja secara online dan menunggu kabar atau undangan interview dari perusahaan. 

Banyak pertimbangan dari perusahaan untuk menyeleksi para calon karyawan, mulai dari seleksi berkas dan administrasi, tes psikologi, wawancara, dan lain sebagainya. Tapi yang mungkin perlu diketahui adalah, perusahaan mungkin hanya mencari dan menerima satu calon karyawan di setiap bidang atau jabatan.

"Satu? Kenapa cuma satu?" mungkin itu selalu terbisik di hati para pencari kerja yang kebanyakan sarjana ini. Karena setiap perusahaan bisa mendapatkan banyak surat lamaran yang masuk dalam email bahkan bisa ribuan dan yang diterima pasti yang terbaik serta sesuai dengan kriteria perusahaan.

"Tenang, Perusahaan Lain Masih Ada."

Iya benar masih ada dan banyak, tapi para sarjana yang selalu ragu akan kemampuannya dan mengetahui bahwa setiap perusahaan mungkin hanya bisa menerima satu karyawan saja, langsung jlebb.

"Ngapain aku melamar sebanyak ini kalau yang diterima cuma satu?" "Aku juga harus berkompetisi dengan banyak orang?" "Mereka mungkin saja lebih baik dariku?".

Benar para sarjana yang seperti ini, sudah banyak sekali melamar, melakukan interview tapi belum mendapatkan pekerjaan, mereka menderita karena merasa dirinya tidak kompeten.

Masih Ada Banyak Sarjana yang Belum Kompeten di Bidangnya
Pada tahun 2018, dilansir dari Bandung Pojok Satu, Marsana Kepala Bidang Pendataan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung, menjelaskan bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi pada usia produktif yang ternyata tidak memiliki keterampilan, tidak kompeten, dan kurang motivasi.

Beliau juga menyampaikan bahwa masih banyak lulusan sarjana yang mengalami banyak kesulitan ketika di terjunkan di lapangan maupun bekerja secara langsung.

Dari Nasional Kompas, Wakil Presiden, Ma'ruf Amin mengatakan jika masih banyak sarjana yang belum terserap menjadi tenaga kerja handal. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan kurang jeli dalam melihat kebutuhan dari industri. Pernyataan tersebut dapat memperlihatkan bahwa masih banyak lulusan sarjana yang masih belum siap menghadapi dunia kerja.

Padahal jika dilihat, sebuah perusahaan akan memilih dan menerima seseorang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang yang mereka ambil. Benar, seorang pelamar akan dipertimbangkan masuk ke sebuah perusahaan berdasarkan kompetensi dan keahliannya dalam sebuah bidang. Industri yang semakin berkembang seharusnya juga diikuti dengan tercetaknya tenaga kerja yang ahli.

Selain itu pemerintahan sekarang, di bawah arahan Mendikbud, Nadiem Makarim membuat program Kampus Merdeka. Dalam program tersebut beliau menjelaskan tentang adanya hak mahasiswa untuk bisa magang selama 3 semester baik di luar prodi maupun luar kampus.

Hal ini sebagai langkah preventif, agar lulusan universitas mempunyai banyak kemampuan, menjadi SDM yang unggul dan siap dalam dunia kerja. Apakah rencana ini akan berjalan sesuai dengan harapan? 

Apakah Sarjana Boleh Melamar Pekerjaan dengan Kualifikasi SMA Sederajat?
"Wah aku belum kompeten nih, gak dapet-dapet kerjaan nih. lamar kerjaan kualifikasi SMA aja kali ya?"

Menurut saya sah-sah saja, tetapi anda bisa merusak "pasaran" lowongan kerja kalau begitu.  Para lulusan SMA juga kompetitor anda, selain itu beberapa perusahaan mungkin saja akan mencoret lulusan sarjana yang melamar jabatan atau posisi yang sebenarnya menurut kualifikasi tertulis untuk SMA/SMK sederajat. 

Hal ini juga pernah ditulis di laman detik.com dengan judul "Persaingan Ketat, Sarjana pun Melamar Lowongan SMA".

Dalam berita tahun 2017 tersebut menjelaskan tentang banyak sekali lulusan sarjana dan diploma yang melamar posisi untuk kualifikasi SMA. Mungkin ini terjadi karena faktor jumlahnya lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenjang pendidikan.

Hal ini akan menyebabkan sarjana yang dianggap sebagai calon tenaga kerja yang ahli, malah mengambil lahan pekerjaan para lulusan SMA/SMK. Mungkin mau ngelamar pakai ijazah SMA/SMK?, Lalu merasa "Ngapain ya kuliah selama ini? Buang buang waktu!"

Solusi dari Permasalahan ini pada Level Individu
"Terus gimana dong?"

"Ya gimana, gak tahu juga aku" (Bercanda)

Jadi menurut saya ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan. Pertama adalah cari lowongan pekerjaan untuk magang (internship), karena proses seleksi dari internship ini mungkin tidak seketat proses seleksi karyawan kontrak. Lumayan untuk menambah pengalaman dan kemampuan, apalagi sesuai dengan bidang yang diminati.

Kedua, cari pekerjaan freelance. Selain bisa mendalami dan menilai sendiri kinerjamu bagaiamana di dunia pekerjaan, lumayan juga kalau ada pemasukan meskipun sedikit.

Ketiga, belajar materi-materi perkuliahan yang berhubungan dengan pekerjaan yang kamu incar, ini akan sangat menambah kemampuanmu jika dibarengi dengan praktik yang relevan.

Keempat, belajar soft skill, mungkin public speaking, adminisitrasi, ataupun Microsoft Office dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut akan berguna bagi anda untuk mempersiapkan diri dalam dunia pekerjaan.

"Tapi apakah aku bisa menjadi yang paling baik, lalu diterima di sebuah perusahaan? Apalagi teman-temanku yang sudah bekerja, mereka memang ahli dalam bidang itu"

Sarjana baper, selalu membandingkan diri dengan orang lain hanya untuk melihat kekurangan dirinya. Cobalah Anda fokus pada dirimu sendiri. Berlatihlah dengan konsisten agar kemampuanmu bisa menjadi lebih baik. Sedikit demi sedikit pasti ada perkembangan dalam dirimu.

Lakukanlah evaluasi secara mandiri untuk melihat kekuranganmu dan perbaiki itu. Sehingga kamu bisa melihat dirimu sudah seperti apa. Jangan terlalu sering membandingkan diri dengan melihat pencapaian orang yang berada di atasmu, Karena itu hanya akan memberikan dampak negatif.

"Compare yourself to who you were yesterday, not to someone else is today"  Jordan Peterson

Kritik dan Saran Terbuka untuk Tulisan Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun