Sejarah Bhinneka Tunggal Ika berawal dari karya sastra klasik Jawa Kuno berjudul Kakawin Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14. Dalam kitab tersebut, terdapat kutipan yang menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan antara agama Hindu dan Buddha, keduanya tetap memiliki kebenaran yang sama. Sehingga, setelah Indonesia merdeka, semboyan ini diusulkan oleh Presiden Soekarno untuk menjadi moto bangsa Indonesia. Pada 11 Februari 1950, Bhinneka Tunggal Ika resmi diakui sebagai semboyan nasional dan tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila. Sejak saat itu, semboyan ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terus dijunjung tinggi hingga kini.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia yang memiliki makna mendalam tentang keberagaman dan persatuan. Menurut buku “Kakawin Sutasoma” karya Mpu Tantular, semboyan ini berasal dari bahasa Jawa Kuno, di mana "Bhinneka" berarti beraneka ragam, "Tunggal" berarti satu, dan "Ika" berarti itu. Dengan demikian, Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan sebagai "berbeda-beda tetapi tetap satu." Semboyan ini mencerminkan identitas bangsa Indonesia yang kaya akan suku, budaya, dan agama yang beragam.
Artinya, Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan budaya, semua elemen tersebut dapat bersatu dalam satu kesatuan yang harmonis. Semboyan ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada, serta menjadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Makna dari Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Semboyan ini mengajak kita untuk hidup berdampingan dalam harmoni, meskipun ada perbedaan dalam latar belakang. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan mendorong kolaborasi antarwarga negara. Dengan memahami makna ini, kita diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang toleran dan saling menghormati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI