Sebagian besar orang mungkin beranggapan bahwa belajar ilmu bahasa (Linguistik) bukan merupakan sesuatu yang serius seperti Matematika, Fisika, dan ilmu alam lainnya. Linguistik sebagai ilmu sosial juga bisa dikatakan ilmu serius karena bahasa sebagai sebuah sistem begitu bermanfaat dan penting untuk dipelajari.
Serious Science pun memasukkan Linguistik sebagai salah satu bidang ilmu pilihan yang dibahas, berdampingan dengan Astronomi, Biologi, Kimia, Matematika, Fisika, Kedokteran, Psikologi, Ekonomi, dan Sejarah. Saya juga punya alasan sendiri mengapa Linguistik adalah ilmu yang serius.
Penelitian bahasa membutuhkan waktu yang panjang
Meneliti fenomena bahasa di dunia ini tidaklah singkat. Seperti misalnya penelitian pemerolehan bahasa anak-anak (Language Aqcuisition). Butuh lebih dari 5 tahun untuk meneliti perkembangan bahasa seorang anak dari waktu ke waktu secara konsisten demi mengungkap sebuah fakta dalam penelitian bahasa. Meneliti asal-usul bahasa serta bahasa yang digunakan komunitas tertentu juga membutuhkan waktu yang panjang. Ahli bahasa butuh bertahun-tahun meneliti bahasa yang terus berkembang di komunitas tertentu atau bahkan bahasa yang sudah mati sekalipun.
Menuntut peneliti untuk peka terhadap perkembangan bahasa
Ranah penelitian Linguistik itu sangat luas dan tidak terbatas. Mulai dari bagian terkecil dari sebuah bahasa, yaitu bunyi, hingga yang terbesar, yaitu makna. Sebagai ahli dan peneliti bahasa tentu hal ini menjadi konsentrasi dimana mereka akan terus menggali seluk beluk terkait bahasa di dunia ini. Kepekaan dan ketelitian dalam mencari dan menangkap sebuah fenomena bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi ahli bahasa untuk dapat diteliti lebih lanjut dalam sebuah penelitian. Fakta-fakta dan teori-teori baru akan muncul seiring dengan perkembangan bahasa.
Bahasa itu lebih berharga dari apapun
Apa yang paling berharga dalam hidup ini selain nyawa? Bahasa bisa dibilang nomer dua. Tidak pernah terbayangkan jika manusia tidak bisa berbahasa dan berkomunikasi sesama manusia. Bahasa isyarat juga anugrah dari Tuhan sehingga yang memiliki kekurangan masih bisa berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Bahkan hewan saja memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.
Orang yang mengidap stroke bisa kehilangan kemampuan berbahasanya secara keseluruhan, bukan karena bisu, namun karena kerusakan fungsi otak sehingga tidak bisa mengucapkan satu huruf pun dengan benar dan jelas. Disinilah peran ahli Psikolinguistik dan Neurolinguistik sebagai Speech therapist sangat dibutuhkan untuk melatih kembali kemampuan berbahasa seseorang yang terserang stroke. Seseorang yang sangat lancar berbahasa bisa saja kehilangan kemampuannya. Ketika manusia sudah berada pada titik ini, depresi bisa menyerang dengan segera dan semakin membuat orang kehilangan semangat hidup karena tidak bisa berbicara dengan orang lain yang berujung pada kematian. Hal inilah mengapa bahasa sangat berharga bagi manusia.
***