Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Selamanya E-Sport itu Negatif

20 Mei 2025   21:00 Diperbarui: 16 Mei 2025   12:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata e-sport, masih banyak orang tua yang langsung mengernyitkan dahi. Dalam benak mereka, dunia gim hanya berisi anak-anak malas yang duduk berjam-jam di depan layar sambil teriak-teriak. Tak sedikit pula yang menganggap e-sport sebagai penghambat prestasi akademik, penyebab kecanduan, hingga pemicu konflik dalam keluarga.

Namun, apakah e-sport benar-benar sebegitu buruknya?

Jika kita melihat lebih dekat, ternyata dunia e-sport tak sesempit stigma yang selama ini melekat padanya. Bahkan, dalam beberapa aspek, e-sport justru membuka peluang baru bagi anak muda, baik dari sisi keterampilan, prestasi, hingga karier masa depan. Artikel ini akan membahas mengapa e-sport tidak selalu negatif, dan mengapa sudah saatnya kita melihatnya dengan kacamata yang lebih objektif.

Apa Itu E-Sport?

E-sport atau electronic sport adalah bentuk kompetisi yang menggunakan video game sebagai media. Bukan sembarang bermain gim, e-sport melibatkan latihan terjadwal, strategi tim, pelatih profesional, hingga turnamen resmi bertaraf internasional.

Game yang masuk kategori e-sport pun bukan gim sembarangan. Contoh populernya antara lain:

Mobile Legends
PUBG Mobile
DOTA 2
Valorant
Free Fire
Turnamen besar seperti The International (DOTA 2) bahkan menawarkan hadiah hingga jutaan dolar. Indonesia sendiri memiliki tim e-sport profesional seperti EVOS, RRQ, dan ONIC yang mengharumkan nama bangsa di kancah global.

Data dan Fakta: E-Sport di Indonesia

Menurut Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), sektor gim dan e-sport menyumbang lebih dari 13% dari total kontribusi ekonomi kreatif nasional pada tahun 2022.
Survei Newzoo 2023 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar game terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 118 juta gamer aktif.
Pada SEA Games 2023 di Kamboja, e-sport sudah menjadi cabang olahraga resmi yang menyumbang medali bagi Indonesia.
Ini membuktikan bahwa e-sport bukan sekadar hiburan, melainkan sudah menjadi industri besar dengan potensi ekonomi dan prestasi yang nyata.

Manfaat Tersembunyi dari E-Sport

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun