Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Istilah Digital Parenting, dan Apa Tantangannya?

3 Mei 2024   20:00 Diperbarui: 3 Mei 2024   20:03 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ciayumajakuning.id)

Pola asuh anak de era digital saat ini atau istilah lainnya yakni digital parenting merupakan konsep yang mencakup upaya orang tua dalam mengelola dan mengarahkan anak-anak mereka dalam penggunaan teknologi digital. Gambaran umum dari digital parenting meliputi beberapa aspek. 

Pertama, orang tua perlu memahami teknologi yang digunakan oleh anak-anak mereka dan mengidentifikasi potensi risiko serta manfaatnya. Kedua, mereka harus mengatur batasan waktu dan konten yang sesuai dengan usia anak untuk menghindari dampak negatif dari paparan berlebihan terhadap teknologi.

Menurut para ahli, digital parenting adalah konsep yang mencakup praktik orang tua dalam mengawasi, membimbing, dan mendukung anak-anak mereka dalam penggunaan teknologi digital. Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli:

1) Dr. Elizabeth Milovidov:
Digital parenting adalah tentang memahami bagaimana teknologi mempengaruhi anak-anak, memastikan keamanan online mereka, dan memberikan bimbingan serta dukungan dalam penggunaan internet.


2) Dr. Devorah Heitner:
Menekankan pentingnya orang tua dalam membimbing anak-anak mereka untuk menggunakan teknologi secara bijak, dengan fokus pada komunikasi terbuka, empati, dan pembentukan hubungan yang sehat dengan teknologi.


3) Dr. Richard Freed:
Menggarisbawahi peran orang tua dalam mengatur waktu dan jenis konten yang diakses anak-anak mereka secara online, serta mempromosikan interaksi sosial yang sehat di luar dunia digital.

4) Dr. Gwenn Schurgin O'Keeffe:
Melihat digital parenting sebagai strategi untuk mengajarkan anak-anak tentang etika online, privasi, dan pengelolaan reputasi mereka di media sosial dan platform digital lainnya.

Digital parenting mencakup berbagai aspek, mulai dari pengawasan dan pengaturan batasan hingga pendidikan dan pembentukan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang muncul di era digital.

Pada hakekatnya, digital parenting merupakan praktik orang tua dalam mengelola dan memantau aktivitas anak-anak mereka di dunia digital. Ini mencakup pengawasan terhadap penggunaan perangkat elektronik, seperti ponsel cerdas, tablet, dan komputer, serta memastikan bahwa anak-anak memahami risiko dan tanggung jawab yang terlibat dalam menggunakan teknologi. 

Digital parenting tidak hanya tentang pembatasan akses atau pengawasan, tetapi juga melibatkan pendidikan dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak tentang cara menggunakan internet dan media sosial dengan aman dan bertanggung jawab. Ini melibatkan pengajaran tentang privasi online, perlindungan terhadap cyberbullying, dan kesadaran akan konten yang tidak pantas. 

Dengan menjadi digital parent yang bijak, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pengguna internet yang cerdas dan bertanggung jawab di era digital ini.

Ragam Tantangan yang Dihadapi Orang Tua atau Guru dalam Menerapkan Pola Asuh Digital Parenting

Dalam menerapkan pola asuh digital parenting tentu tak lepas dari ragam tantangan yang kerap dihadapi oleh orang tua di rumah maupun guru di sekolah, lantas apa saja tantangan-tantangan tersebut? Berikut ulasannya:

Kecanggihan Teknologi: Teknologi terus berkembang dengan cepat, menciptakan tantangan baru bagi orang tua dan guru untuk tetap memahami perangkat dan aplikasi yang digunakan oleh anak-anak. Ini bisa menjadi sulit bagi orang tua dan guru yang tidak selalu memiliki pemahaman teknis yang mendalam tentang teknologi.

Ketergantungan pada Teknologi: Anak-anak sering kali menjadi sangat tergantung pada perangkat digital untuk hiburan, pembelajaran, dan interaksi sosial. Menemukan keseimbangan yang tepat antara penggunaan yang sehat dan penggunaan yang berlebihan menjadi tantangan bagi orang tua dan guru.

Keamanan Online: Anak-anak rentan terhadap berbagai risiko online seperti penipuan, cyberbullying, akses ke konten yang tidak pantas, dan interaksi dengan orang asing. Orang tua dan guru perlu aktif memantau aktivitas online anak-anak dan memberikan edukasi tentang praktik keamanan online yang aman.

Keterbatasan Pengawasan: Dengan semakin kompleksnya teknologi, sulit bagi orang tua dan guru untuk memantau semua aktivitas online anak-anak. Anak-anak juga dapat menggunakan perangkat yang tidak dimonitor, seperti ponsel teman atau perangkat di sekolah, sehingga meningkatkan tantangan pengawasan.

Resistensi dari Anak-anak: Beberapa anak mungkin menolak pengawasan atau pembatasan yang diberlakukan oleh orang tua atau guru terkait penggunaan teknologi. Ini bisa menciptakan konflik dan mempersulit upaya untuk menerapkan digital parenting yang efektif.

Perbedaan Generasi: Terkadang terjadi kesenjangan antara generasi dalam pemahaman tentang teknologi dan penggunaannya. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam komunikasi dan pemahaman antara orang tua atau guru dan anak-anak.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kesadaran, pendidikan, komunikasi terbuka, dan kolaborasi antara orang tua, guru, dan masyarakat secara luas.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun