Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Sisi "Kolot" dari Pribadi Seorang Guru dan Dampaknya bagi Peserta Didik

16 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 16 Februari 2024   07:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://kabardamai.id/hasil-survei-99-9-program-guru-penggerak-tingkatkan-inovasi-guru-indonesia/)


Guru kolot merujuk pada seorang pendidik yang cenderung mempertahankan metode pengajaran tradisional dan kurikulum lama tanpa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka seringkali enggan mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi dalam dunia pendidikan. Pemikiran guru kolot sering kali tertutup terhadap perubahan dan cenderung mempertahankan praktik mengajar yang sudah ada tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan minat siswa masa kini.

Guru kolot mungkin memiliki pandangan yang konservatif terhadap pendidikan, menolak gagasan-gagasan baru, dan sulit membuka diri terhadap ide-ide modern. Mereka mungkin merasa nyaman dengan metode pengajaran yang sudah mereka kenal sejak dulu dan enggan menggali potensi inovatif dalam mendukung pembelajaran efektif.

Penting untuk dicatat bahwa istilah "guru kolot" tidak selalu bersifat negatif. Beberapa orang mungkin menggunakan istilah ini untuk menggambarkan guru yang konsisten dengan prinsip-prinsip pendidikan klasik dan nilai-nilai tradisional. Namun, dalam konteks perkembangan pendidikan modern, fleksibilitas dan adaptabilitas guru juga menjadi kunci untuk memberikan pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi generasi pelajar saat ini.


Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang guru menjadi sangat kolot di kelas. Pertama-tama, resistensi terhadap perubahan dapat menjadi penyebab utama. Beberapa guru mungkin merasa nyaman dengan metode pengajaran dan kurikulum yang sudah mereka terapkan selama bertahun-tahun, sehingga mereka enggan mengadopsi pendekatan baru atau teknologi modern dalam proses pengajaran mereka.

Kedua, kurangnya akses atau pemahaman terhadap perkembangan terkini dalam pendidikan juga dapat berkontribusi pada perilaku guru yang kolot. Ketidakmampuan atau ketidakpercayaan dalam menggunakan teknologi pendidikan, kurangnya pelatihan profesional, atau kurangnya sumber daya pendukung dapat membuat guru merasa terbatas dalam kemampuan mereka untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang terus berubah.

Selain itu, tekanan dari atasan atau sistem pendidikan yang memberikan penekanan pada pemertahanan tradisi atau kebijakan tertentu tanpa memberikan ruang untuk eksperimen dan inovasi juga dapat membuat seorang guru menjadi sangat kolot. Adanya aturan yang kaku dan tuntutan administratif yang tinggi tanpa memberikan kebebasan kreatif dapat menghambat motivasi guru untuk mencoba pendekatan baru.

Dalam mengatasi hal ini, penting bagi sistem pendidikan untuk memberikan dukungan, pelatihan, dan insentif kepada guru agar mereka dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan yang dinamis.

Mengenal Ragam Cara Mengajar Guru yang Dianggap Kolot

(https://ujione.id/metode-ceramah)
(https://ujione.id/metode-ceramah)


Guru kolot cenderung mengadopsi gaya mengajar yang bersifat tradisional dan konservatif. Beberapa jenis gaya mengajar yang umumnya terkait dengan guru kolot antara lain:

1) Lecture (Ceramah): Guru kolot seringkali lebih suka menggunakan metode ceramah sebagai cara utama untuk menyampaikan materi. Mereka cenderung menjadi pembicara utama di kelas, sedangkan siswa hanya berperan sebagai pendengar pasif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun