Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bucin Boleh, Toxic Jangan!

7 Februari 2021   15:39 Diperbarui: 7 Februari 2021   18:11 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

“Kamu lebih cantik kalau nggak pakek kerudung tahu. Lebih enak dipandang.” Jelaskan pembunuhan karakternya? Bagi perempuan berhijab yang terjebak dalam kalimat itu. Tidak usah pikir panjang. Langsung tinggalkan saja orang macam itu!

2. Mengendalikan Tanpa Diketahui

“Aku bersikap begini. Karena aku sayang sama kamu.” Kalimat tersebut masih relevan dengan point pertama. Lanjaran yang sering digunakan adalah “sayang” atau “demi kebaikan kamu.” Alih-alih melakukan ini itu “demi kebaikan kamu” yang terjadi adalah dia sedang mengendalikan keinginan dan tujuanmu. Misi ini akan sangat sukses jika kemudian kamu mencintainya secara melankolis bukan realistis.

3. Cemburu dan Agresif dalam Berperilaku

Cemburu adalah hal yang lumrah dalam suatu hubungan. Tapi cemburu berlebihan yang dibarengi dengan perilaku agresif, itu dia hal yang parah.

Dari cemburu seseorang bisa sangat sensitive. Dari sensitive seseorang bisa bersikap agresif. Dari agresif kamu akan menjadi objek kekerasan.

Dunia kita yang luar biasa mengenal istilah KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) jadi sekarang bukan hanya KDRT saja yang hits.

Menurut data yang dirilis oleh Komnas Perempuan, kasus kekerasan dalam pacaran (KDP), di tahun ini (2019) KDP meningkat menjadi dari 2.073 kasus dibandingkan tahun 2017 sebesar 1.873 kasus. Angka kekerasan dalam pacaran yang terus konsisten tinggi patut menjadi perhatian.

Dalam konteks KDP ini bisa jadi dia menyalahkan kamu untuk dirinya. Agar dia merasa aman. Egois? Iya, namanya juga toxcid.

Meski KDP adalah hal yang mutlak salah dan harus segera ditinggal. Bahkan mesti ditindaklanjuti secara hukum. Kita tidak bisa serta merta membodohkan seseorang yang tetap bertahan ketika mendapat kekerasan dari pasangannya. Bisa jadi dia memiliki pertimbangan dan latar belakang yang rumit. Misal alasannya bertahan karena si pasangan adalah satu-satunya orang yang dia punya. Jika dia melawan ada kekhawatiran ditinggalkan sehingga dia akan hidup sendiri. Dan itu membuatnya lebih sengsara.

“Dia cuma kebetulan lagi marah aja. Biasanya nggak kayak gitu kok.” Sedih kan kalau mendengar orang berdalih seperti itu padahal dia sudah kesakitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun