Mohon tunggu...
Ardhapramesthi Kania
Ardhapramesthi Kania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial: Pemicu Rasa Insecure Muncul di Kalangan Anak Muda

15 Juni 2022   20:15 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan bentuk-bentuk perubahan baru di dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah media sosial. Media sosial memiliki ruang lingkup yang sangat luas sehingga dapat diakses oleh berbagai kalangan dari berbagai negara. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat pengguna media sosial dengan jumlah yang besar, yaitu sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022.Angka pengguna yang tinggi mengakibatkan para pengguna media sosial cenderung memerhatikan pola hidup pengguna yang lain. Hal tersebut menimbulkan berbagai dampak dari penggunaan media sosial mulai bermunculan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Salah satunya adalah isu kesehatan mental yang semakin sering dijumpai, terutama di kalangan pengguna media sosial.

            Isu kesehatan mental mayoritas terjadi karena individu berinteraksi dengan individu yang lain, namun dalam konteks yang kurang baik. Kehidupan media sosial secara tidak sengaja memicu munculnya kelas sosial. Pengguna yang memiliki banyak pengikut dinilai memiliki posisi yang lebih tinggi daripada pengguna yang memiliki sedikit pengikut. Individu yang sering membagikan aktivitasnya di tempat-tempat mewah secara tidak langsung juga dianggap sebagai orang kaya oleh pengguna lain yang melihatnya. Kehidupan media sosial yang mengandung kelas sosial tersebut dapat menimbulkan cara pandang yang berbeda-beda bagi para penggunanya. Salah satu kejadian yang sering kita jumpai di media sosial adalah gangguan kesehatan mental. Kesehatan mental menimbulkan dampak signifikan sebagai akibat dari prevalensi tinggi dan penderitaan berat yang dirasakan oleh seorang individu, keluarga, komunitas, dan tempat tinggal orang yang mengalaminya.

           Remaja dan anak-anak yang juga menjadi pengguna media sosial merupakan kelompok yang paling sering mengalami gangguan kesehatan mental. Hal tersebut menjadi masalah serius yang harus diperhatikan oleh seluruh kalangan masyarakat. Sistem saraf yang masih mengalami perkembangan di kalangan remaja memberikan kontribusi pada sensitivitas mereka mengenai penolakan di dunia maya serta interaksi yang membutuhkan banyak emosi di media sosial. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan suatu penyimpangan psikososial kaum muda, seperti identitas remaja, penghargaan diri, dan gambaran tubuh ideal. Tidak hanya itu, media sosial juga sering berkaitan dengan kejahatan dunia maya, akses pornografi yang lebih mudah, sexting atau interaksi bertukar pesan yang mengandung hal-hal terkait seksualitas, hilangnya rasa percaya diri seseorang, dan perundungan dunia maya.

            Salah satu bentuk gangguan kesehatan mental yang sering disebabkan oleh kehidupan virtual media sosial adalah insecure. Insecure adalah suatu perasaan di dalam diri seseorang yang memicu perasaan tidak aman, tidak yakin, dan tidak mampu menghadapi kemampuan diri sendiri atau keadaan sekitar yang menimbulkan kecemasan, ketakutan, atau emosi sejenis yang lainnya. Definisi insecure yang lain yaitu sebuah keadaan ketika seseorang menganggap lingkungannya sebagai suatu tempat yang mengancam dan dipenuhi oleh orang-orang egois serta berbahaya sehingga menimbulkan perasaan tidak aman bagi diri sendiri. Insecure memiliki tiga penyebab umum. Pertama, disebabkan oleh sebuah penolakan atau kegagalan yang dialami seseorang. Kedua, ketika seseorang mengalami sebuah kecemasan sosial. Ketiga, akibat dari dorongan perfeksionisme bagi orang yang memiliki standar tinggi terhadap semua hal yang mereka kerjakan.

           Seorang pengguna media sosial yang melihat pengguna lain yang memiliki kehidupan lebih baik daripada dirinya akan memiliki rasa rendah diri karena merasa kekurangan. Kecenderungan seorang individu dalam menilai diri sendiri tersebut memiliki hubungan sebab akibat dengan tinggi rendahnya seelf-steem. Self-esteem adalah pola pikir seseorang mengenai kemampuan diri dalam mengatasi sebuah tantangan serta rasa percaya untuk merasakan kebahagiaan, kepantasan dalam menyatakan keinginan dan kebutuhan, perasaan untuk dihargai, dan menikmati hasil usaha yang telah dilakukan. Perasaan insecure yang tidak segera diatasi dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan mental yang lain, seperti depresi, paranoid, masalah body image, borderline, dan lain-lain.

           Pembatasan dalam menggunakan media sosial bisa menjadi salah satu langkah untuk mencegah gangguan kesehatan mental seperti insecure. Meningkatkan rasa percaya diri pun sangat diperlukan agar tidak terlalu terpengaruh dengan perkataan orang lain di media sosial tentang diri seseorang. Di samping itu, meningkatkan rasa syukur juga harus dilakukan karena dapat membantu kita untuk lebih mencintai diri apa adanya. Sebagai generasi yang harus bisa menyesuaikan perkembangan teknologi yang akan terus berlanjut, kalangan muda harus bisa memperkuat mental agar teknologi tidak mengendalikan diri, tetapi justru pengguna media sosial yang harus mengendalikan teknologi dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan datang secara optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun